Sidoarjo (Kabarpas.com) – Banyak cara dilakukan untuk bisa menghentikan semburan lumpur Lapindo, salah satunya dengan menggunakan teori Bernuoli. Ya, teori yang dipaparkan oleh Djaja Laksana, salah satu alumni dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini, dipercaya bisa mengehentikan sekaligus mengembalikan luapan lumpur kembali ke bawah tanah, Rabu (01/06/2016).
Menurut Djaja, sejak semburan lumpur Lapindo terjadi di Kabupaten Sidoarjo 10 tahun silam, belum satupun yang dianggap benar-benar bisa menghentikan bencana tersebut. Untuk itu, dengan menggunakan teori bendungan Bernoulli ini, diharapkan bisa menjadi refrensi pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan luapan lumpur Lapindo.
“Setiap tekanan yang datang dari bawah pasti memiliki ketinggian atau head maksimal. Kalau sudah mencapai ketinggian maksimal, pasti akan berhenti. Dengan menggunakan bendungan Bernouli ini bisa mengembalikan luapan lumpur yang selama ini meluber akan kembali ke bawah tanah. Sehingga daerah sekitar yang terdampak bisa dimanfaatkan kembali,” papar Djaja kepada Kabarpas.com.
Ia mengaku, teori Bernouli merupakan langkah terbaik untuk bisa menghentikan semburan lumpur Lapindo. Pasalnya, setelah ketinggian bendungan dirasa cukup, sedikit demi sedikit, lumpur yang ada di sekitar area akan dikembalikan ke dasar bumi. Untuk membangun bendungan Bernoulli tersebut, dibutuhkan waktu sekitar 8 bulan.
“Butuh waktu sekitar 8 bulan untuk membangun bendungan ini. Dananya kalau dihitung sekitar Rp. 8 triliun. Ini merupakan langkah terbaik dibanding kerugian yang selama ini timbul akibat luapan lumpur yang sudah mencapai ratusan triliun,” pungkasnya. (and/gus).