Reporter: Kholid Andika
Editor: Memey Mega
___________________________________
Sidoarjo (Kabarpas.com) – Suriyah PCNU Sidoarjo, KH Abdul Wachid Harun menyebut, ada beberapa virus yang bisa menghanguskan amal ibadah manusia, salah satunya yaitu sibuk memperbincangkan aib (kesalahan) orang.
“Suka menggosip kesalahan orang lain, bikin hati mengeras. Selain itu juga tidak pernah menerima pitutur. Dan ini menyangkut urusan rohani,” ujarnya kepada para jamaah pengajian di Masjid Roudhotul Jannah Becirongengor Wonoayu.
Menurutnya, jika hati seseorang sudah mengeras, ketika diberi tahu cuma ditertawai saja. Orang yang hatinya keras akan jauh dengan Allah. Jika berdoa tidak akan mudah dikabulkan.
“Virus yang bisa menghanguskan amal ibadah dikarenakan mencintai dunia dengan berlebihan. Bertikai dengan saudara gara-gara warisan. Menipisnya rasa malu (tidak mempunyai malu),” paparnya.
Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa keluar dari Ramadan, laksana orang keluar dari pasar. “Yakni keluar dengan membawa barang belanjaan atau orang membawa sejumlah amal,” imbuhnya.
Di sisi lain, kiai Wachid juga menyingung soal tradisi halal bi halal. Di hadapan para jamaah ia menyampaikan bahwa tradisi itu sudah ada sejak tahun 1950-an, yaitu oleh Presiden Soekarno atas saran dari KH Wahab Hasbullah.
“Halal bi halal hanya ada di Indonesia dan tidak ada di negara lain. Bahkan di Arab Saudi tidak ada istilah tersebut. Saat ini, negara lain juga mulai membuat istilah semacam halal bi halal,” tandasnya.
Berbicara tentang halal bi halal, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, lanjut kiai Wachid. Pasalnya, terkadang sering terjadi salah kaprah atau salah paham dalam berhari Raya.
“Sprei diganti baru, teras rumah diganti baru dan lain sebagainya. Padahal hakikat Hari Raya itu menebus kesalahan kepada keluarga, kerabat dan teman-teman terdekatnya. Bukan minta maaf lewat pesan singkat, 0:0 ya. Tetapi harus bertemu langsung dan meminta maaf,” tutupnya. (lid/mey).