Jakarta (Kabarpas.com) – Mencari rezeki memang mutlak bagi setiap manusia. Tapi, ya jangan memburunya seperti tak ada hari esok. Tidak perlu juga terlalu ngoyo. Bertanggung jawab harus, tapi kalau terlalu ngoyo, maka akan banyak tanggung jawab lain yang akan terbengkalai. Salah satunya yaitu tanggung jawab terhadap keluarga dan pasangan. Padahal itulah yang paling utama tanggung jawab kita dalam kehidupan berkeluarga.
1. Tawakal
Dalam mencari rezeki, seseorang tidak hanya dituntut untuk serius dalam bekerja, tetapi juga diajarkan untuk memiliki energi ketawakalan dalam semua aktivitasnya. Tawakal sendiri sering kali dipahami sebagai pasrah begitu saja, yang seolah menafikan usaha. Padahal, ketawakalan sejatinya merupakan sifat hati sebagai bagian keyakinan seseorang bahwa rezekinya sudah ada yang mengatur.
2. Tidak Menghamba pada Dunia
Kerja keras harus. Yang tidak dibenarkan bukan kerja kerasnya, tetapi sikap menghamba pada dunia yang perlu jauh-jauh dibuang. Ini biasanya kelihatan pada sikap tidak kenal waktu dalam mencari rezeki, bahkan hingga melupakan hal-hal lain yang lebih penting. Waktunya habis untuk mencari rezeki, sampai melupakan orang lain di sekelilingnya, termasuk keluarga, dan pasangannya.
3. Berhati Burung
Berdasarkan penelitian para ahli, untuk mendapatkan rezekinya burung harus melakukan migrasi hingga ribuan mil, lho. Namun, semua itu dilakukan dengan efektif dan efisien.
Hebatnya hewan ini mampu mengalkulasi berapa energi yang diperlukan, bagaimana melakukan penerbangan yang aman, berapa jarak tempuh dan jumlah bahan bakar yang harus disediakan, juga bagaimana kondisi cuaca di udara.
Ia yakin hari itu pasti ada rezeki untuknya, meskipun harus dicari hingga ke tempat yang sangat jauh. Setelah mendapatkannya, ia pun tidak lupa untuk kembali ke sarangnya. Keren, kan? Burung saja bisa, masa kita nggak?!
4. Selalu Merasa Cukup
Sehari tetap 24 jam, tak pernah bertambah walau semenit pun. Sebetulnya Tuhan selalu menyediakan lebih dari cukup apa yang kita perlukan. Cuma kita yang tak pernah merasa cukup, padahal kadang sudah amat berlebihan.
Kalau takdir kita berkelebihan, itu risiko hidup. KIta nikmati saja. Tapi jangan ditambahi bebannya dengan terus berburu dunia. Seolah seisi dunia harus di genggaman.Nanti seperti Karun, yang mati dikuburkan dengan harta-hartanya. Mau?
5. Utamakan Kesehatan
Biasanya orang yang gila kerja itu sering melupakan kesehatan. Ia baru bisa mengalah pada tumpukan pekerjaan yang mengepungnya ketika tubuhnya tak mau lagi dipaksa bekerja. Nah, pada saat itulah dia baru mau seikit mengalah, meskipun terpaksa sebetulnya. Ingat, tubuh kita punya hak juga, lho. Kalau dia sudah memberi tanda, berhentilah, atau sekurang-kurangnya istirahatlah. Utamakan kesehatanmu!. (Sumber: datdut.com /Measha).