Menu

Mode Gelap
Wujudkan Mimpi Pebasket Muda Jatim, MPM Honda Jatim Gelar Honda DBL 2023 East Java Series Dukungan Mas Dion Maju Cabup Pasuruan 2024 Kian Masif

Kabar Malang · 22 Jan 2021

Mantan Petinggi Organisasi Teroris Dunia Bongkar Cara Busuk Kaum Radikal “Cuci Otak” Mahasiswa


Mantan Petinggi Organisasi Teroris Dunia Bongkar Cara Busuk Kaum Radikal “Cuci Otak” Mahasiswa Perbesar

Malang, Kabarpas.com – Ustadz Nasir Abas, mantan petinggi Jamaah Islamiah (JI) salah satu organisasi teroris dunia menceritakan pengalaman yang ia punya dalam Webinar Nasional 2021 Yang diselenggarakan UPT. Pusat Pengkajian Pancasila (P2P) Universitas Negeri Malang, dengan tema “Meredam Radikalisme Dengan Harmoni Pancasila”.

Nasir Abas mengungkapkan bahwa ada tahapan yang menyebabkan orang yang akhirnya bisa bergabung dengan kelompok teror. Yang pertama di awali oleh gagal paham / salah paham yang berakibat pada sikap yang tidak mau menerima perbedaan. Sikap tersebut akhirnya menuju potensi tahapan selanjutnya yakni prilaku intelorensi. Setelah sampai pada prilaku intoleren maka seseorang dapat berpaham radikalisme, dan pada puncak bisa menjadi teroris.

Untuk itu, Nasir Abas mewanti para mahasiswa untuk lebih berhati-hati terhadap tahapan tahapan tersebut agar jangan sampai terjerumus.

Nasir kemudian juga menjelaskan bagaimana modus kelompok radikalisme atas nama Islam di Indonesia. 

“Modus pihak pok radikal atas nama Islam di Indonesia adalah dengan mengajak penegakan daulah / khilafah yakni melalui tiga cara pertama fokus di dakwah saja seperti eks HTI, ada yang fokus menggunakan kekuatan senjata misal MIT Poso dan juga ada yg memakai keduanya misal JI, NII dan JAD,” jelas Nasir. 

Sementara itu, narasumber yang lain yaitu Dr. Ainur Rofiq yang merupakan dosen UIN Sunan Ampel Surabaya dalam paparannya menjelaskan, kriteria kelompok radikal di Indonesia. Pertama mereka yang ingin mengganti Pancasila dan NKRI serta ingin keluar dari NKRI, kedua mereka yang takfiri mudah mengkafirkan sesama.

Dr Ainur Rofiq yang dulu pernah aktif di Hizbut Tahrir kemudian keluar dan kini sangat anti terhadap HTI. Ia menjelaskan kelompok HTI saat ini gerakannya perlu diwaspadai karena dapat menurunkan daya imun khususnya generasi Y dan Z. Bahwa kelompok HTI membuat doktrin bahwa menegakan khilafah adalah wajib dan pihak yang menentang merupakan perbuatan maksiat besar yang akan mendapat hukuman siksaan yang pedih. Ada juga virus melalui doktrin yang disebarkan oleh HTI bahwa khilafah merupakan ajaran yang telah tercantum di kitab kuning / klasik, padahal mereka hanya melakukan kutipan secara parsial. 

“Hal tersebut jika di tangkap oleh khususnya generasi Y dan Z maka akan jadi virus yang dapat mengganggu psikologis mereka dan dapat menurutkan daya imun mereka,” paparnya.

Oleh karena itu, Dr. Ainur Rofiq meminta agar gerakan-gerakan kelompok radikal termasuk HTI perlu dilakukan kontra narasi sebagai vaksinasi sehingga keraguan keraguan genarasi tersebut dapat teratasi. 

Salah satu yang juga ditekankan Dr Ainur Rofiq adalah terkait dengan Islam dan Pancasila. Antara Islam dan Pancasila adalah kompatibel. Bahkan, sejak dulu misalnya pada Munas Alim Ulama NU thn 83 di Situbondo menyimpulkan bahwa menerima Pancasila adalah manifestasi dari menjalankan syariat Islam. (Abi/Tin).

Artikel ini telah dibaca 54 kali

Baca Lainnya

Polres Batu Raih Penghargaan Satker Berkinerja Terbaik dari KPPN Malang

24 Januari 2025 - 08:19

Cuaca Ekstrem Masih Berlanjut, DPRD Minta Pemkot Blitar Gencarkan Sosialisasi Antisipasi Kasus DB

22 Januari 2025 - 16:44

Pj. Wali Kota Batu Tinjau Perumahan Dinas Veteran senilai Rp 9 Miliar

22 Januari 2025 - 11:43

Cari Aman Berkendara Motor di Dataran Tinggi Kota Batu

17 Januari 2025 - 09:13

Satresnarkoba Polres Batu Ungkap Kasus Narkotika Jenis Ganja

17 Januari 2025 - 08:30

Mahasiswa UB Gelar MW CARE 2024 Bersama PMI Kota Malang

1 November 2024 - 12:03

Trending di Kabar Kampus