Reporter : Amelia Putri
Editor : Anis Natasya
Probolinggo, Kabarpas.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) melakukan sosialisasi gerakan deteksi dini faktor resiko Penyakit Tidak Menular (PTM) di 5 (lima) kecamatan meliputi Kecamatan Tongas, Besuk, Pajarakan, Kraksaan dan Gending.
Sasaran dari kegiatan ini adalah penduduk usia 15 tahun ke atas, baik dengan kondisi sehat, masyarakat beresiko maupun masyarakat dengan kasus PTM. Sebagai narasumber hadir dari Dinkes Provinsi Jawa Timur.
Kasi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinkes Kabupaten Probolinggo Wiwik Yuliati mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor resiko PTM.
“Selain itu, mengontrol dan menjaga kesehatan secara optimal baik preventif seperti penyuluhan dan kuratif missal rujukan ke puskesmas. Serta meningkatkan cakupan deteksi dini PTM usia produktif,” katanya.
PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor resikonya. Yakni, merokok, diet yang tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan konsumsi minuman beralkohol. Mencegah dan mengendalikan faktor risiko relatif lebih murah bila dibandingkan dengan biaya pengobatan PTM.
“Salah satu strategi pengendalian PTM yang efisien dan efektif adalah pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat. Masyarakat diberikan fasilitas dan bimbingan untuk ikut berpartisipasi dalam pengendalian faktor resiko PTM dengan dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan deteksi dini, monitoring faktor resiko PTM serta tindak lanjutnya. Kegiatan ini disebut dengan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM,” tegasnya.
Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan monitoring faktor risiko PTM serta tindak lanjutnya yang dilaksanakan secara terpadu, rutin dan periodik. Kegiatan Posbindu PTM diharapkan dapat meningkatkan sikap mawas diri masyarakat terhadap faktor resiko PTM sehingga peningkatan kasus PTM dapat dicegah.
“Sikap mawas diri ini ditunjukan dengan adanya perubahan perilaku masyarakat yang lebih sehat dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan tidak hanya pada saat sakit, melainkan juga pada keadaan sehat. Dalam menyelenggarakan Posbindu PTM diperlukan suatu pedoman yang dapat menjadi panduan bagi penyelenggaraan kegiatan bagi para pemangku kepentingan serta pelaksana di lapangan,” pungkasnya. (mel/nis)