Malang, Kabarpas.com – Berdasarkan informasi siaga bencana yang telah diumumkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam cuitan Twitternya, BPBD Kota Malang juga ikut meningkatkan kewaspadaan bencana dengan melakukan koordinasi lintas daerah.
“Pertama kami koordinasi dengan BPBD kabupaten dan kota lain dalam rangka antisipasi itu. Kami turut memberikan warning kepada warga masyarakat berkaitan dengan potensi yang ada,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang Alie Mulyanto.
Ada 31 wilayah kota yang berpotensi terjadi banjir akibat hujan lebat menurut kabar dari Pemprov Jatim. Dari 31 kota tersebut, 7 kota di antaranya masuk kategori waspada termasuk Kota Malang. Maka dari itu BPBD langsung melakukan pemetaan dan mempersiapkan SDM.
Alie mengatakan bahwa secara internal, ia dan timnya telah mempersiapkan secara SDM dari antisipasi yang dilaksanakan. Untuk banjir, tim BPBD sudah memiliki titik pemetaan sendiri, untuk potensi longsor bisa terjadi di daerah aliran sungai. Beberapa titik seperti Soekarno Hatta, IR Rais, Borobudur, S Parman, dan Sawojajar telah menjadi titik perhatian khusus bagi BPBD.
Selain memberikan peringatan kewaspadaan, Alie juga meminta masyarakat untuk lebih peka dan memahami terjadinya perubahan di lingkungan sekitar. Hal tersebut bisa jadi mengisyaratkan akan terjadi sebuah peristiwa.
“Alam ini berkomunikasi dengan kita. Bahwa kalau sudah ada fenomena gejala-gejala yang panas, mendung maka itu akan terjadi hujan yang sangat deras disertai angin. Karena angin itukan udara yang bergerak. Udara yang bergerak itu dipengaruhi oleh perbedaan suhu,” tegasnya.
Tak hanya perubahan di cuaca saja, namun juga perlu diwaspadi bila ada perubahan yang terjadi di aliran sungai. Meski suatu daerah tidak hujan tapi aliran sungai bertambah deras dan keruh maka pertanda akan terjadi sesuatu.
“Sungai itu dibagi ada sungai Brantas, sungai Metro, sungai Bango ini kan rata-rata kalau air sudah keruh berarti di atas ada air hujan. Ada potensi untuk itu. Kalau air sudah keruh itu ada sedimen yang ikut. Artinya kan itu fenomena yang memicu terjadinya longsor bahkan banjir,” urai Alie.
Selain mempersiapkan SDM, pihaknya juga mempersiapkan beberapa sarana prasarananya. Tak hanya Early Warning System, namun juga prasarana teknis lainnya seperti logistik, pompa portabel, senso, dsb. (Ind/Mel).