Pasuruan (Kabarpas.com) – PT Tirta Investama (Aqua) pabrik Keboncandi bekerjasama dengan PT Tridaya Alam Lestari sebagai mitra perencana dan pelaksana program, melakukan aksi penanaman bibit pohon buah sebanyak 20.450, di wilayah Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan.
Aksi penanaman bibit tersebut, dilakukan di lima desa yang ada di Kecamatan Puspo, diantaranya yaitu Desa Galih, Desa Petung, Desa Keronto, Desa Jimbaran, dan Desa Puspo.
Dalam aksi penanaman bibit itu, diikuti para pihak MUSPIKA Kecamatan Puspo, BLH, Dinas Perkebunan & Kehutanan, tokoh masyarakat & tokoh Agama, serta siswa-siswi sekolah Adiwiyata.
Untuk prosesi seremonial penanaman bibit program konservasi Sumber Daya Air ini, dilaksanakan di Desa Gondosuli, Kecamatan Puspo, kabupaten setempat.
Kepala PT. Tirta Investama (Aqua) pabrik Keboncandi, M. Sunarno mengatakan, acara ini adalah sebagai wujud apresiasi dari kegiatan pelestarian air bagi seluruh pihak yang terkait, baik dari pemerintah daerah, pelaku dunia usaha, akademisi, dan dunia pendidikan, serta masyarakat.
“Program keberlanjutan yang sudah berjalan ini bertujuan untuk melestarikan sumber daya air, menurunkan daya rusak air serta memberdayakan masyarakat untuk semakin mencintai segala bentuk kegiatan pelestarian air,” tegas M. Sunarno kepada Kabarpas.com.
Ia menambahkan, sampai saat ini Aqua telah membangun sebanyak 135 unit sumur resapan berlokasi di tiga desa, dan 10 sekolah Adiwiyata yang tersebar di Kabupaten Pasuruan.
Disamping itu dilakukan pula pembangunan bana buatan di 5 sekolah Adiwiyata yaitu SDN Mendalan II, SDN Tenggilisrejo, SMPN 1 Gondangwetan, SMPN 2 Gondangwetan, dan SMAN 1 Gondangwetan.
“Dalam setiap aktifitas inisiatif berkelanjutan. Kami selalu melakukan koordinasi dan sinergi dengan pemerintah setempat. Dan kedepan kami akan konsisten menggandeng semua pihak untuk berkembang bersama,” kata M. Sunarno kepada Kabarpas.com.
Sementara itu, Gunawan Wibisono, Dewan Sumber Daya Air dari Unmer Malang mengungkapkan, dampak kegiatan penanaman pohon dan pembuatan sumur resapan ini memang tidak bisa secara langsung dirasakan. Namun, setidaknya dibutuhkan waktu selama 21 tahun, agar aliran air tanah menuju ke wilayah Kecamatan Gondangwetan dari Kecamatan Puspo bisa mengalir dengan lancar.
“Aksi ini sudah selayaknya dipuji mengingat adanya upaya pelestarian sumber daya air di daerah lepasan (discharge area) melalui perlakuan yang tepat di bagian imbuhan (recharge area). Seyogyanya peran dunia industri dalam melestarikan SDA dan meningkatkan peran serta masyarakat ini tidak dilakukan oleh satu perusahaan saja, tetapi dibarengi dengan banyak industri serupa,” terangnya kepada Kabarpas.com.
Selain itu, ia juga menambahkan, dampak positif terhadap terjaganya kuantitas air tanah di wilayah Kecamatan Gondangwetan, dan juga wilayah lain di Kabupaten Pasuruan akan segera dinikmati. “Sehingga kedepan Kabupaten Pasuruan akan lestari dari segi sumber daya air,” pungkasnya. (Adv).