Oleh : Pricilia Salsabilla Tsabita,
(Prodi: Pendidikan Guru Sekolah Dasar Asal: Universitas Muhammadiyah Malang).
KABARPAS.COM – DUNIA pendidikan indonesia mengalami masa sulit pasca pandemi. Pada saat pandemi hampir semua sektor terkena dampaknya tak terkecuali di bidang pendidikan dan pembelajaran. Adanya virus mematikan yang tersebar dimana-mana membuat dunia pendidikan tidak ingin mengambil resiko. Pada saat itu juga semua sekolah terpaksa harus dilakukan di rumah masing-masing dan diterapkannya pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh ini tentu menjadi tantangan tersendiri baik itu untuk siswa maupun guru.
Belajar di rumah akan membuat siswa susah untuk fokus pada pembelajaran karena susahnya guru untuk memantau siswa tersebut. Beda ketika belajar langsung di sekolah, guru akan lebih mudah memantau siswanya ketika siswa tersebut tidak mendengarkan penjelasan atau ketika siswa tersebut tidak paham dengan materi yang di sampaikan.
Interaksi yang sedikit akan membuat siswa lebih susah untuk memahami materi yang disampaikan. Apalagi jika guru hanya memaparkan materi begitu saja akan membuat siswa sangat mudah merasa bosan.
Oleh karena itu diperlukannya inovasi dari guru supaya bisa menarik minat belajar dari siswa SD. Inovasi pembelajaran yang menyenangkan ini, tentu akan membuat siswa SD lebih mudah memahami materi. Walaupun era pandemi ini menjadi tantangan tapi dibalik musibah pasti ada berkah yang mengikuti. Tantangan pembelajaran di masa pandemi ini menjadi peluang tersendiri bagi guru untuk mengembangkan tumbuhnya inovasi pembelajaran di sekolah.
Inovasi dapat diartikan sebagai pembaruan atau sesuatu hal yang baru atau dianggap baru oleh seseorang atau sekelompok orang. Sesuatu yang baru tersebut, bisa saja berupa ide, gagasan, cara, atau metode yang mendatangkan nilai tambah atau keuntungan bagi yang menggunakannya.Inovasi ini biasanya diterapkan oleh seseorang dalam rangka memecahkan permasalahan secara efektif dan efisien.
Setelah masa pandemi berakhir, keadaan tidak serta merta kembali seperti sebelum terjadinya pandemi. Ada beberapa permasalahan lain yang timbul akibat kebiasaan padaa saat pandemi yang belum hilang. Contoh permasalahan yang dihadapi sekolah yaitu siswa malas membaca, tidak bisa menyelesaikan tugas dengan baik, dan juga permasalahan lainnya.
Jadi Bagaimana agar kegiatan Pembelajaran berjalan seperti semula lagi, tentunya hal tersebut memerlukan inovasi. Guru dituntut untuk mengembangkan kreativitas dalam menciptakan suasana proses belajar mengajar, sehingga semangat belajar siswa bisa berjalan dengan maksimal.
Jadi, peran guru sangat penting dalam proses pembelajaran dan guru harus memotivasi siswa agar siswa dapat termotivasi guna untuk meningkatkan minat baca siswa seperti menerapkan kegiatan literasi 10 menit sebelum KBM berlangsung, membuat media yang menarik untuk mendukung proses KBM, dan guru juga bisa menyediakan pojok baca didalam kelas dengan maksimal.
Dengan adanya inovasi ini diharapkan pembelajaran berjalan seperti sebelum adanya pandemi sehingga dapat menciptakan semangat dalam minat literasi pada siswa sekolah dasar. Sebenarnya minat literasi siswa sudah rendah dari sebelum pandemi terjadi. Tapi pasca pandemi bisa dijadikan sebagai tanjakan untuk menambah semangat literasi siswa.
Pengalaman di era pandemi yang mengharuskan siswa belajar di rumah bisa tetap dimanfaatkan dalam meningkatkan motivasi literasi siswa di rumah. Jadi, literasi yang dilakukan siswa tak hanya di sekolah saja tapi bisa di rumah.Berdasarkan teks sebelumnya, salah satu contoh inovasi yang bisa dilakukan guru dalam meningkatkan minat literasi dirumah yaitu dengan mengadakan literasi daring.
Berdasarkan pengalaman yang terjadi pada masa pandemi yang mengharuskan semuanya daring bisa dijadikan inovasi baru untuk meningkatkan semangat literasi. Literasi daring disini maksudnya yaitu jadi siswa akan diberikan semacam bacaan atau teks secara online di media elektronik.
Nah, literasi ini dilakukan oleh setiap siswa dirumah masing masing. Kemudian siswa diwajibkan untuk memberikan tanggapan atau apapun di kolom.pesan yang sudah disediakan. Jadi disini juga akan terjadi interaksi antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa. Kegiatan ini bisa dilakukan secara rutin seminggu sekali atau sebulan sekali. Hal ini supaya lebih meningkatkan minat membaca siswa. Selain itu, umumnya siswa lebih suka bacaan yang bersifat fiksi sehingga teks yang diberikan bisa dalam bentuk fiksi untuk mengurangi rasa malas yang dimiliki siswa. (***).
