Pasuruan, Kabarpas.com – Tim dosen dan mahasiswa dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya menggelar Festival Gastronomi dan Literasi Budaya saat momentum ritual Pujan Kasanga. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara tim Doktor Mengabdi dengan sejumlah elemen masyarakat, di antaranya meliputi pradah atau pemuda desa, pemerintahan desa, dan pemimpin adat Desa Tosari, Mororejo, dan Ngadiwono.
Ketua tim Doktor Mengabdi (DM), Dr. Sony Sukmawan S.Pd., MPd mengatakan bahwa gelaran festival gastronomi dan literasi budaya ini bertujuan untuk menyadarkan potesi kuliner khas Tengger dan memahamkan narasi tradisi yang berbalut sastrawi sebagai penopang pariwisata di Desa-desa Tenger. Gastronomi yang dihidangkan meliputi sega lembut, bledhus, horog-horog, dan kopi pait. Sementara itu, literasi budaya yang dihadirkan meliputi dongeng asal usul desa-desa di Tengger, dan buku-buku hasil penelitian di Tengger yang telah dibukukan.
Pagelaran ini disambut antusias oleh seluruh masyarakat. Dukun pandita Desa Tlogosari, Romo Eko, mengatakan bahwa inovasi dan keterlibatan tim pengabdian dalam tradisi Pujan Kasanga dapat membantu generasi muda sadar akan kekayaan dan kekhasan tradisi suku Tengger yang harus dijaga di tengah modernitas. Wakil ketua Paruman Tengger itu juga merasa sangat bersyukur dan terbantu dengan adanya pagelaran festival kuliner ini.
“Saya sangat setuju dengan ide penambahan festival di dalam ritual Pujan kasanga. Apalagi yang disajikan adalah makanan khas Tengger pada era dahulu,” ujarnya.
Adanya sajian sega lembut, bledhus, horog-horog, dan kopi pahit dapat membangkitkan memori masyarakat Tengger tentang kebiasaan mengkonsumsi olahan jagung sebagai makanan pokok. Festival kuliner ini juga menjadi ajang penghidupan memori tradisi kuliner khas masyarakat Tengger untuk digali, diperkenalkan, dan dikomersilkan untuk meningkatkan kesejahteraan.
Festival kuliner dan Literasi budaya Tengger ini dilengkapi dengan sosialisasi dan pendampingan Sertifikasi Jaminan Produk Halal pada Sabtu, 26 Juni 2023 lalu di Rest Area Desa Tosari. Pada kesempatan tersebut, anggota tim DM, Dr. Sucipto, STP.MP.IPU memaparkan mengenai peluang dan tantangan pasar pangan halal, serta pentingnya produk halal di Indonesia. Hal ini menjadi salah satu momentum bagi kuliner khas Tengger untuk dapat bersaing dengan kuliner modern lainnya.
Tambah lagi, Ahli Halal Food ini juga menekankan bahwa kuliner halal telah menjadi suatu hal penting yang dicari oleh wisatawan ketika berkunjung ke suatu tempat wisata. Sosialisasi yang dihadiri oleh komunitas Baladaun, Local Champion, PKK, dan Pokdarwis tersebut terlaksana dengan lancar dan penuh antusias. Hal ini terlihat dari adanya pertanyaan dan beragam keluhan yang datang dari masing-masing komunitas.
Wawan selaku peserta sosialisasi merasa sangat bersyukur dan terbantu dengan adanya pendampingan SJPH ini
“Terkait makanan iu menarik, karena memang sudah seharusnya kita lebih tau mana yang diharamkan dan mana yang dihalalkan agar dapat mendukung pariwisata yang berkembang di Kecamatan Tosari. Salah satunya juga bagaimana cara mengenalkan makanan khas Tengger itu seperti apa dan bagaimana kehalalannya serta pemasarannya. Melalui kegiatan tersebut dapat membantu memberi gambaran kepada generasi muda kedepannya untuk melestarikan budaya serta keragaman kuliner khas Tengger,” terangnya.
Tim DM berharap dengan adanya pendampingan ini masyarakat Tengger, khususnya produsen kuliner, ke depannya dapat secara mandiri mengurus Sertifikasi Jaminan Produk Halal.
Pada masa yang akan datang, gagasan pengintegrasian gelaran ritual dengan festival wisata kuliner dapat menyajikan suguhan yang sudah tersertifikasi halal. Dengan jalan ini wisatawan akan dapat menikmati gelaran ritual dengan nyaman dan dapat mencicipi kuliner tengger dengan aman. (***/gus).