Probolinggo, Kabarpas.com – Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia-Persatuan Guru Republik Indonesia (IGTKI-PGRI) Kabupaten Probolinggo menggelar workshop aplikasi penilaian (asesmen) Kurikulum Merdeka bagi guru TK di aula Ki Hajar Dewantara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikdaya) Kabupaten Probolinggo.
Kegiatan ini diikuti oleh 362 guru TK dari seluruh Kabupaten Probolinggo yang dibagi dalam dua sesi sesuai dengan lokasi mereka. Sesi pertama diikuti oleh 191 guru TK yang berasal dari daerah yang jauh dari kantor Disdikdaya dan sesi kedua diikuti oleh 171 guru TK yang berada lebih dekat.
Selama kegiatan mereka mendapatkan materi langsung dari pengurus IGTKI-PGRI Provinsi Jawa Timur yang memberikan materi tentang aplikasi penilaian (asesmen) Kurikulum Merdeka.
Ketua IGTKI-PGRI Kabupaten Probolinggo Ellyzabeth Evelin mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk mempermudah guru TK dalam melakukan penilaian, mulai dari harian, mingguan, bulanan hingga semester. “Kita ingin meningkatkan kompetensi guru dalam digitalisasi, mengingat kita sekarang berada di era revolusi industri 5.0,” katanya.
Sebelumnya jelas guru TK Dharma Bhakti Desa Pajurangan Kecamatan Gending ini, banyak guru TK yang masih menggunakan metode penilaian manual atau aplikasi buatan sendiri. Dengan workshop ini, diharapkan ada keseragaman dalam pelaksanaan penilaian di seluruh Kabupaten Probolinggo. “Setiap guru akan mendapatkan satu akun untuk penilaian, sehingga tidak bisa berbagi dengan rekan. Hal ini untuk menjaga keamanan dan keakuratan data,” jelasnya.
Vivin menegaskan pentingnya dukungan pasca workshop aplikasi penilaian Kurikulum Merdeka. “Kami akan terus mendampingi guru-guru melalui grup WhatsApp (WA), sehingga jika ada kendala mereka dapat saling membantu,” tegasnya.
Lebih lanjut Vivin menghimbau semua guru TK yang telah difasilitasi untuk memanfaatkan aplikasi penilaian yang telah disediakan. Ini akan sangat memudahkan mereka dalam melakukan asesmen terhadap peserta didik.
“Kegiatan ini merupakan langkah strategis dalam menghadapi tantangan pendidikan di era digital. Sekaligus menjadi wadah bagi guru untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka,” pungkasnya. (len/ari).