Menu

Mode Gelap
Wujudkan Mimpi Pebasket Muda Jatim, MPM Honda Jatim Gelar Honda DBL 2023 East Java Series Dukungan Mas Dion Maju Cabup Pasuruan 2024 Kian Masif

Lintas Kabarpas · 19 Sep 2017 10:39 WIB ·

HUT Temenggungan Pemeran Kesurupan Massal


HUT Temenggungan Pemeran Kesurupan Massal Perbesar

Reporter : Hari Purnomo

Editor : Putra

__________________________________

Banyuwangi, (kabarpas.com) –Dalam rangka hari ulang tahun di kampung temenggungan menggelar acara yang mengangkat kisah nyata tentang crita dewi Sritanjung, Dimana yang menjadi lakonkan adalah para pemuda-pemudi kampung temenggungan bertampat di depan pendopo sabha swagata.

Keberadaan dan nama suatu tempat / daerah tidak luput dari cerita legenda yang tumbuh-kembang di kalangan masyarakat sekitar. Seperti kisah Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat, yang konon terbentuk karena kemarahan Sangkuriang.

Hal serupa juga terjadi di kawasan ujung timur Pulau Jawa, yang saat ini dikenal dengan nama Banyuwangi. Menurut cerita legenda, nama Banyuwangi muncul dalam kisah pengabdian dan kesetiaan Seorang Istri bernama Sritanjung, terhadap suaminya, Sidopekso.

Alkisah, pada zaman dahulu kala, di sebuah tlatah yang gemah ripah loh jinawi, ada sebuah Kerajaan yang dipimpin seorang Raja bernama Prabu Sulahkromo. Dalam menjalankan roda pemerintahannya, sang Prabu dibantu oleh seorang Patih berperawakan tegap, gagah berani, arif dan tampan, bernama Sidopekso.

Ketampanan dan kegagahan Patih Sidopekso inilah yang kemudian berhasil meluluhkan hati seorang Putri cantik jelita bernama Sritanjung, yang akhirnya bersedia dipersunting sebagai istri dan pendamping hidupnya. Sejoli ‘Sritanjung – Sidopekso’ pun mengarungi bahtera rumah-tangganya berdua, dengan penuh suka-cita dan bertabur bahagia, hingga akhirnya sebuah prahara menghempas kebahagiaannya.
Diam-diam, ternyata Prabu Sulakromo menaruh hati kepada Sritanjung. Keelokan wajah dan kehalusan budi-pekerti Sritanjung, membuat sang Prabu tergila-gila. Segala cara pun ditempuhnya, termasuk membuat siasat licik agar Sidopekso bisa terpisah dari Sritanjung istrinya.
Hingga suatu hari, untuk dapat mewujudkan keinginannya merebut Sritanjung dari dekapan Sidopekso, Prabu Sulahkromo pun menjalankan siasat licik, dengan memerintahkan sang Patih Sidopekso menjalankan sebuah tugas yang tidak mungkin bisa dilaksanakan oleh manusia biasa. Tujuannya hanya satu, yakni memisahkan sang Patih dari istrinya yang cantik jelita.
Sebagai abdi Negara yang taat kepada Rajanya, Sang Patih pun menerima dan menjalankan titah sang Prabu. Tanpa rasa curiga, dengan gagah berani Sidopekso pun berangkat menjalankan tugas berat yang dibebankan ke pundaknya.

Sepeninggal Sang Patih, Prabu Sulahkromo mulai bertindak tidak senonoh. Dengan terang-terangan dia merayu dan menyatakan cintanya kepada Sritanjung. Pada saat itulah, Sritanjung mulai menampakkan kekuatan pribadinya, keteguhan prinsip dan besarnya pengabdian kepada sang suami tercinta. Sritanjung menolak cinta sang raja.
Panas membaralah hati Sang Raja, ketika cintanya ditolak oleh Sritanjung. Emosi dan dendam kesumat menguasai jiwanya, dan mendorongnya untuk membuat strategi licik lainnya. Hingga suatu saat, ketika Patih Sidopekso berhasil kembali dari menjalankan misi tugasnya, dia disuguhi sebuah fitnah keji oleh sang raja. Kepada sang Patih, Prabu Sulahkromo menyatakan bahwa sepeninggal sang Patih untuk menjalankan tugasnya, Sritanjung istrinya, telah mendatanginya, merayu dan mengajaknya berbuat serong.

Mendengar penuturan sang Raja, amarah sang Patih pun meluap. Emosinya meledak-ledak. Tanpa berfikir panjang, Sidopekso langsung menemui Sritanjung dengan penuh kemarahan dan tuduhan yang tidak beralasan. Pengakuan Sri Tanjung yang lugu dan jujur, justru membuat hati Patih Sidopekso semakin panas tidak dapat menahan amarah.

Bahkan, dengan berang sang Patih mengancam akan membunuh istri setianya itu.
Kemudian di seretlah Sritanjung ke tepi sungai yang keruh dan kumuh. Namun sebelum dibunuh, ada permintaan terakhir yang disampaikan Sritanjung kepada suaminya. Putri cantik itu menyatakan, sebagai bukti kejujuran, kesucian dan kesetiannya, dia rela dibunuh dan meminta agar jazadnya diceburkan ke dalam sungai yang keruh itu. Apabila darahnya membuat air sungai berbau busuk, maka benar dirinya telah berbuat serong, tetapi bila darahnya membuat air sungai berbau harum, maka dia tidak bersalah.

Patih Sidopekso yang telah murka karena termakan fitnah, tidak lagi mampu menahan diri dan segera menikamkan kerisnya ke dada Sri Tanjung sehingga darah pun memercik dari tubuh Sri Tanjung dan mati seketika. Mayat Sri Tanjung segera diceburkan ke sungai, dan sungai yang keruh itu berangsur-angsur menjadi jernih seperti kaca dan menyebarkan bau harum mewangi.

Patih Sidopekso pun terhuyung-huyung lemas, jatuh dan linglung. Tanpa dia sadari, ia menjerit “Banyu, wangiiii,”.. Sang Putri pun berhasil membuktikan kejujuran dan kesetiaannya. Dan nama Banyuwangi pun terlahir dari bukti cinta suci seorang istri kepada suaminya. Ketika cerita yang di perankan oleh pemuda pemudi kelurahan temenggungan hampir selesai tiba – tiba banyak pemeran yg mengalami kesurupan, banyak cara yang sudah di lakukan namun tidak juga bisa menyadarkan pemeran yang mengalami kesurupan. akhirnya melalui penulis sekenario.

Denny sun’anudin megarahkan ke sumur sritanjung yang berada di JL. Sidepekso 10, untuk mendatangi juru kunci Kadarusman, akhirnya setelah di lakukan ritual di tempat sumur sritanjung pemeran yang tadinya kesurupan sudah kembali normal kembali. Namun yang disesalkan denny tidak ada satupun panitia yang ikut mendampingi pemuda-pemudi saat mengalami kesurupan.(har/put).

Artikel ini telah dibaca 59 kali

Baca Lainnya

Resepsi HUT ke-41, FKPPI Probolinggo Bagikan Ratusan Sembako

12 September 2019 - 23:51 WIB

Blusukan ke Pasar Maron, Wabup Probolinggo Pastikan Harga Bahan Pokok Stabil

2 Juni 2019 - 09:52 WIB

Opini : Impor Guru Sebagai Bentuk Penjajahan Baru?

15 Mei 2019 - 12:30 WIB

Empat SMP di Kabupaten Probolinggo Dinilai Tim Verifikasi Adiwiyata Jatim

27 April 2019 - 19:00 WIB

Pameran Expo Pembangunan Tampilkan Produk Unggulan UKM

27 April 2019 - 18:20 WIB

Ungkapan Rasa Syukur, Pemkab Probolinggo Tasyakuran dengan Potong Tumpeng

18 April 2019 - 17:22 WIB

Trending di Kabar Probolinggo