Probolinggo, Kabarpas.com – Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Kabupaten Probolinggo menggelar orientasi kepemimpinan bagi guru PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di Auditorium Madakaripura Kantor Bupati Probolinggo.
Kegiatan ini dibuka oleh Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Probolinggo Hj. Rita Erik Ugas Irwanto didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikdaya) Kabupaten Probolinggo Dwijoko Nurjayadi, Ketua Pengurus Wilayah Himpaudi Provinsi Jawa Timur Galih Waskito, Ketua IPI Kabupaten Probolinggo Muh. Hafid dan Ketua Himpaudi Kabupaten Probolinggo Siti Aisyah.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua PGRI Kabupaten Probolinggo Asim, Ketua Dewan Pendidikan kabupaten Probolinggo Supanut serta mitra organisasi Ketua IGTKI-PGRI Kabupaten Probolinggo Ellyzabeth Evelin.
Orientasi kepemimpinan ini diikuti oleh 330 orang peserta dengan rincian 320 orang dari unsur kecamatan (pengurus Himpaudi kecamatan dan perwakilan lembaga) dan 10 orang dari unsur Kabupaten Probolinggo. Selama kegiatan mereka dipandu oleh narasumber dari PW Himpaudi Provinsi Jawa Timur.
Ketua Himpaudi Kabupaten Probolinggo Siti Aisyah menyampaikan orientasi kepemimpinan ini bertujuan untuk memberikan peningkatan kapasitas kepada jajaran pengurus Himpaudi baik tingkat kabupaten maupun kecamatan.
“Paling tidak mereka mempunyai bekal pengetahuan tentang organisasi Himpaudi yang sudah diatur oleh AD/ART oleh PP Himpaudi. Bahwasanya untuk menjadikan pengurus secara struktural di tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi hingga pusat sudah diatur oleh AD/ART,” ujarnya.
Siti mengharapkan agar para Bunda PAUD ini memiliki semangat untuk membesarkan Himpaudi di Kabupaten Probolinggo. “Semoga ke depannya Himpaudi Kabupaten Probolinggo menjadi lebih profesional dan berkarakter sesuai dengan harapan dari Bapak Kepala Disdikdaya bahwasanya menjadi pemimpin itu tidak harus pintar saja tetapi akhlak mulia yang menjadi contoh teladan untuk anak-anak kita,” tegasnya.
Sementara Kepala Disdikdaya Kabupaten Probolinggo Dwijoko Nurjayadi mengungkapkan pentingnya memberikan pondasi keimanan dan ketakwaan kepada anak-anak sebagai upaya membentuk generasi masa depan yang berkualitas. Para guru PAUD memiliki peran krusial dalam mendidik anak-anak yang akan menjadi remaja dan dewasa di kemudian hari. “Anak-anak hari ini adalah generasi 10 hingga 20 tahun ke depan. Tugas kita adalah memberikan mereka pondasi yang kuat dalam keimanan dan karakter,” ungkapnya.
Joko menerangkan pondasi ini harus dibangun tanpa memandang latar belakang agama. Pendidikan karakter yang diusung oleh Disdikdaya adalah memberikan pemahaman yang benar sesuai dengan agama masing-masing. Dengan dasar keimanan yang kuat, diharapkan mereka dapat menghindari tiga dosa pendidikan, yaitu kekerasan, bullying dan korupsi.
“Kabupaten Probolinggo telah mendaftarkan program penguatan karakter ke Pusat Penguatan Karakter (Puspita) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Puspita berupaya mencari kabupaten dan kota yang berkomitmen terhadap pendidikan karakter dan Kabupaten Probolinggo menjadi salah satu daerah yang diperhitungkan,” jelasnya.
Sejak enam bulan terakhir terang Joko, Disdikdaya mewajibkan sekolah-sekolah untuk melaksanakan kegiatan pembiasaan di pagi hari sebelum pelajaran dimulai. Sekolah-sekolah yang beragama Islam melakukan salat Dhuha dan membaca surat pendek Al-Qur’an. Sedangkan sekolah-sekolah dengan latar belakang agama lain disesuaikan dengan kebiasaan masing-masing.
“Melalui langkah-langkah ini, diharapkan Kabupaten Probolinggo dapat menghasilkan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berakhlak mulia dan mampu menghadapi tantangan di masa depan,” tegasnya.
Sedangkan Pj Ketua TP PKK Kabupaten Probolinggo Rita Erik Ugas Irwanto mengatakan pentingnya peran ganda dalam mendidik anak untuk membentuk karakter yang tangguh. Anak-anak memerlukan sentuhan dari guru PAUD baik perempuan maupun laki-laki agar dapat tumbuh dengan kelembutan dan ketangguhan.
“Jiwa anak harus tumbuh seimbang antara kelembutan dan ketangguhan, bukan kekerasan. Mereka perlu dibekali kemampuan untuk menghadapi tantangan di dunia yang semakin keras,” katanya.
Rita Erik mengungkapkan kekhawatiran terhadap perkembangan anak-anak saat ini yang sering kali lebih terpengaruh oleh teknologi seperti ponsel, dibandingkan dengan nilai-nilai pendidikan tradisional. Oleh karena itu, pondasi yang kuat dalam pendidikan anak usia dini (PAUD) sangat penting untuk mencegah masalah di masa depan.
“Harapan saya, para pendidik dapat kembali fokus pada prinsip mendidik yang mengutamakan karakter dan kepribadian. Kita tidak bisa menghapus kekerasan, tetapi kita bisa mempersiapkan anak-anak untuk menjadi tangguh dan mampu membela diri,” terangnya.
Lebih lanjut Rita Erik mengajak seluruh pendidik untuk memberikan contoh yang baik dan mendidik anak-anak dengan integritas. “Kita harus memastikan anak-anak kita tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga memiliki mental yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat,” tegasnya.
Rita Erik juga mengingatkan bahwa pendidikan yang berkualitas adalah pondasi untuk masa depan anak-anak. “Jika pondasi dibangun dengan kuat, meskipun ada berbagai tantangan, mereka akan tetap berdiri teguh. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat tercipta generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter dan siap menghadapi tantangan kehidupan,” pungkasnya. (len/ari).