Menu

Mode Gelap
Wujudkan Mimpi Pebasket Muda Jatim, MPM Honda Jatim Gelar Honda DBL 2023 East Java Series Dukungan Mas Dion Maju Cabup Pasuruan 2024 Kian Masif

Serba-serbi Ramadan · 15 Jun 2016

Buah Krai Jadi Menu Khas Berbuka Puasa Bagi Warga Banyuwangi


Buah Krai Jadi Menu Khas Berbuka Puasa Bagi Warga Banyuwangi Perbesar

Banyuwangi (Kabarpas.com) – Salah satu yang menjadi ciri khas kuliner Ramadan di Kabupaten Banyuwangi adalah buah Krai. Krai yang masuk rumpun buah mentimun ini daging buahnya tebal dan beraroma harum yang khas. Sehingga tak heran bila Ramadan tiba, banyak warga Banyuwangi yang berburu buah satu ini untuk dijadikan suguhan ta’jil.

Daging buahnya yang tebal dan manis bisa disajikan dengan berbagai menu. Biasanya, krai yang hampir serupa dengan blewah tersebut dijadikan campuran minuman dingin nan manis. Bisa pula di-mix dengan bahan lain seperti buah jeruk, sirup atau dengan gula pasir saja sudah menyuguhkan kesegaran.

Meski memiliki rasa yang nikmat, namun para petani di Banyuwangi tak menanamnya di sepanjang tahun. Hanya menjelang bulan Ramadan saja buah tersebut ditanam. Bukan karena tidak tumbuh, namun karena sengaja menjaga kekhasannya.

Tohairi (71) adalah salah satu petani yang menanam buah krai tersebut. Petani asal Dusun Cungkingan, Desa Badean, Kecamatan Kabat, Banyuwangi tersebut sengaja menanam buah krai dua bulan sebelum Ramadan.

“Awal bulan Rajab sudah mulai menanam. Tepat 60 hari pas awal Ramadan sudah bisa panen,” aku Tohairi kepada Kabarpas.com saat ditemui di ladang krai-nya, Rabu (15/06/2016).

Buah krai sendiri, menurut Tohairi, merupakan jenis tanaman yang mudah dalam perawatannya. Tak terlalu banyak treatment yang dilakukan. Selain itu, juga tidak membutuhkan banyak air. “Malah, kalau hujan bisa tidak panen,” tuturnya.

Oleh karena itu, kata Tohairi, krai cocok ditanam di daerah pinggir pantai seperti di Desa Badean ketimbang di daerah tinggi seperti halnya di daerah Songgon. Untuk menanam krai seluas satu Hektar, hanya memerlukan satu cangkir bibit. “Per cangkirnya bibit dijual Rp. 50.000,” ungkap Tohairi.

Setiap hektarnya, setiap hari bisa dipanen antara 500 hingga 600 buah berukuran sedang. Para petani menjual dengan per paket yang terdiri dari ukuran besar, sedang dan kecil. Terdiri dari 5-8 buah dengan harga Rp. 12.500. Sekali tanam, para petani bisa memanen buahnya hingga 20 hari ke depan. “Kalau puasanya selesai, ya panennya selesai,” ucapnya seraya tersenyum.

Petani buah krai tidak kebingungan untuk menjual hasil panennya. Karena setiap pagi usai memanen, para pembeli telah berdatangan ke ladangnya untuk memborong buah krai-nya. “Kadang sampai berebut,” akunya.

Para pembeli sendiri, usai membelinya di petani langsung membawanya ke pasar atau bidak-bidak di pinggir jalan yang banyak dijumpai selama bulan Ramadan. Wati (65), salah satu penjual dadakan buah krai yang mangkal di jalan besar di Desa Pakistaji, Kabat, mengaku menjual krai dengan harga antara Rp.5.000 – 7.500 per buah.

“Sehari saya menjual antara 50 – 70 buah dengan ukuran yang variatif. Lumayan untuk bisa menambah penghasilan suami yang petani. Saya pun jualannya kalau pas puasa saja,” ujar Wati kepada Kabarpas.com.

Buah krai ini memang banyak ditemukan di daerah Kabat, Banywuangi. Di daerah tersebut, terdapat belasan penjual buah yang mangkal setiap harinya. Namun, buah ini juga mudah didapatkan di sejumlah pasar Banyuwangi. (dik/tin).

Artikel ini telah dibaca 26 kali

Baca Lainnya

MPM Honda Jatim Aksi Sosial di Momen Ramadan, Wujud Semangat Sinergi Bagi Negeri

8 April 2024 - 15:35

Muspika Rejoso Kenalkan Produk UMKM Lewat Event Ramadan

3 April 2024 - 20:38

1.500 Paket Takjil Ludes Dibagikan Komunitas Soundman Pastim kepada Pengguna Jalan

31 Maret 2024 - 21:34

Honda Community Bikers Sholeh: Nyantri Ala Federasi Supra Indonesia Regional Jawa Timur

31 Maret 2024 - 09:23

Malam Ini Jangan Lewatkan Konser Penuh Faedah, GTV Love Music!

29 Maret 2024 - 13:13

Pengurus Kelenteng Tjoe Tik Kiong Kota Pasuruan Ajak Bukber Ratusan Masyarakat Umum

26 Maret 2024 - 22:59

Trending di Kabar Terkini