Banyuwangi (Kabarpas.com) – Untuk efektivitas pertolongan kecelakaan di perairan Selat Bali, Badan Search And Rescue Nasional (Basarnas) akan segera membentuk Siaga SAR di Pelabuhan Ketapang. Sejumlah alutsista pun akan ditempatkan di Siaga SAR melengkapi operasional di Ketapang ini.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Felicianus Henry Bambang Soelistyo, saat membuka rapat koordinasi dan pelatihan potensi SAR Jawa Timur, di Banyuwangi, Selasa (24/05/2016).
“Dengan peristiwa tenggelamnya kapal Rafelia 2, menunjukkan kepada kita ada sesuatu yang perlu diperbaiki baik pelayanan SAR maupun manajerial penyeberangan itu sendiri. Untuk itu, kami Basarnas akan menyiapkan Siaga SAR disini mengingat di Selat Bali ini adalah jasa pelayanan penyeberangan besar,” kata Bambang dalam sambutannya.
Dikatakan Bambang, dengan pendirian Siaga SAR nantinya dapat mempercepat proses evakuasi kecelakaan yang ada di perairan laut. Sedikitnya, nanti akan ditempatkan 6 orang khusus sebagai tenaga di Siaga SAR Banyuwangi.
“Dalam Operasinalnya semua Alutsista akan disiapkan Basarnas. Pemerintah daerah cukup siapkan tempatnya saja. Hal ini untuk mempercepat terwujudnya Siaga SAR,” ujar Marsekal Bambang.
Ia menambahkan, Siaga SAR nanti juga akan dilengkapi dengan peralatan terkait pertolongan underwater dan water rescue. Seperti, perahu karet, motor tempel, life jacket, life vest, tali lempar (throwbag), torpedo bouy, flexyble bouy, peralatan selancar.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi, Slamet Kariyono, menyambut positif rencana Basarnas mendirikan Siaga SAR tersebut. “Kita antusias dengan rencana positif ini. Kita juga telah menyiapkan lahan di seputar Pelabuhan Ketapang sebagaimana permintaan Basarnas,” ujar Sekkab.
Siaga SAR sendiri, lanjut Slamet, merupakan permintaan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas kepada Basarnas beberapa waktu lalu, untuk didirikan di Banyuwangi. Hal ini dikarenakan frekuensi pelayaran di Pelabuhan Ketapang yang tinggi. “Di Banyuwangi juga ada bandara jadi amat penting untuk adanya Siaga SAR ini,” imbuhnya.
Seperti dikabarkan sebelumnya, kapal Motor Penumpang (KMP) Ravelia II yang melayani penyeberangan Ketapang – Gilimanuk Bali tenggelam, di perairan Selat Bali pada 4 Maret 2016 lalu. Kapal ini mengangkut penumpang sebanyak 80 orang, kapal tersebut tenggelam sekitar pukul 13.00 dan mengakibatkan 6 orang meninggal dunia. Dalam penyelamatan korban, tims SAR gabungan dianggap berhasil melakukan penemuan dan evakuasi korban dengan tanggap dan cepat. (dik/gus).