Oleh: Abd. Rohman, S.Sos. M.AP
Dosen Prodi Administrasi Publik, Fisip, Univ. Tribhuwana Tunggadewi Malang
Malang, Kabarpas.com – Rasa responsif mahasiswa terhadap dinamika sosial berbangsa dan bernegara harus selalu diasah sehubungan dengan perannya sebagai salah satu bagian agent of change. Mahasiswa selalu hadir di tengah-tengah dinamika sosial dari masa ke masa.
Mahasiswa selalu berada di garda depan dalam meneriakkan aspirasi dan mendorong terjadinya perubahan yang kebanyakan masyarakat di lapisan bawah tidak mampu melakukannya.
Upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan responsif, mahasiswa harus banyak membaca dan berdiskusi. Membaca dan meng-update kabar-kabar terbaru memberikan manfaat pengetahuan dan merangsang mahasiswa untuk merespon apa yang terjadi. Dengan membaca, budaya berprestasi akan tertanam, terbangun mental profesional dan meningkatkan ketangguhan daya saing. Mahasiswa harus selalu diingatkan akan tidak terlena dengan kenyamanan yang disuguhkan oleh kemajuan teknologi seperti saat ini. Kecanggihan teknologi harus disikapi secara bijak dan diperlakukan secara cerdas agar dapat mendorong terwujudnya produktivitas yang tinggi.
Selain dengan membaca, mahasiswa juga harus didorong mampu bertanggungjawab atas apa yang diketahui. Mampu menjelaskan secara rigit dan rasional, mengaitkan dengan fakta dan konsep yang seharusnya, serta mampu merumuskan ide-ide sebagai tawaran solusi kehidupan yang lebih baik ke depannya. Caranya adalah dengan mendiskusikan di ruang-ruang ilmiah, organisasi atau komunitas tertentu. Sehingga muncul feedback positif dari berbagai sudut pandang yang dapat melengkapi dan memperkuat apa yang diketahui. Berdiskusi adalah cara menguji dan melengkapi pengetahuan yang dimiliki, sehingga bukan hanya sebatas apriori apalagi menjadi alat menyombongkan diri.
Mahasiswa harus memiliki ruang ilmiah untuk mengasah pikirannya, melengkapi pengetahuannya, menguji mentalnya, sekaligus ruang sebagai arena menunjukkan eksistensi dirinya.
Selain di ruang-ruang perkuliahan, mahasiswa juga didorong agar mampu menciptakan ruang-ruang ilmiah sendiri yang dapat membantunya berlari lebih cepat dari pada kebanyakan orang. Menciptakan ruang ilmiah yang beriklim dan bersuasana akademis, baca dan diskusi. Ruang ilmiah yang menjadi wadah interaksi dan transformasi pengetahuan. Ruang ilmiah yang menjadi penampung agen-agen pembaharu masa depan. (Mey)