Reporter : Rama
Editor :Memey Mega
Malang, Kabarpas.com – Merubah stigma negarif tentang Lembaga pemasyarakatan (Lapas) memang tidak mudah. Lagi-lagi citra buruk lapas sering dikaitkan tempat yang menyeramkan di identikkan dengan sarang peredaran narkoba, bertemunya para penjahat dan para koruptor.
Saat ini Lapas Kelas 1 Malang telah melakukan terobosan baru dan membuat pilot project lapas ini di rubah menjadi pondok pesantren sebagaimana ponpes umumnya. Santri yang berjumlah 500 dari 2.688 WBP (warga binaan pemasyarakatan) di blok khusus ponpes kini sehari-hari di sibukkan dengan kegiatan mengaji dari yang mengambil program tahfidz hafalan Al Quran, mengaji kitab kuning serta diskusi soal agama.
“Ini merupakan bagian dari program pembinaan pemasyarakat yang terkait dengan pembinaan kemandirian dan peningkatan kerohanian mental dan spiritual warga binaa,” kata Kepala Lapas Kelas 1 Malang Farid Junaidi, Kamis (7/6).
Perbedaan ponpes lapas Malang ini dengan lapas lainnya adalah bangunannya terpisah dengan blok-blok WBP, dan kamar mereka di buka serta pada jam berapapun mereka bisa belajar keagamaan bisa lebih leluasa seperti di ponpes umumnya.
Saat ini Lapas kelas 1 Malang telah menjalin kerjasama dengan berbagai organisasi seperti Ummi Foundation untuk peningkatan baca Al-Quran secara baik dan benar, di support oleh organisasi Yasa melengkapi sarana prasarana seperti Al-Quran dan Kitab kuning dan buku buku bacaan, dengan Rampak Naong kumpulan kiai dari Madura di Malang membantu sisi dakwah dan keilmuan agama yang di oreientasikan menjadi penceramah dan atau mubalig.
Lapas Kelas 1 Malang juga bekerjasama dengan Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Malang untuk membantu pembinaan sosial psikologis warga binaan untuk peningkatan pengembangan diri, pembangunan karakter, dan penguatan mental spiritual. Harapan ka lapas dengan Himpsi Malang dapat melakukan assement terhadap santri WBP diharapkan memberikan pencerahan mengenai dirinya sehingga lebih yakin dan semangat melakukan perubahan
Pada hari Kamis 7 Juni 2018 Himpsi Malang memulai kerjasamanya di Lapas dengan mengadakan training Live Transformation atau Pelatihan Perubahan Kehidupan dengan 50 santri WBP gelombang pertama dengan menghadirkan langsung 12 psikolog yang di pandu oleh Ilhamuddin Nukman sebagai koordinator diharapkan bagaimana mereka tetap bisa menjaga menerima keadaan ketika di dalam dan menciptakan lingkungan psikologis dan mempersepsikan nilai-nilai kehidupan secara positif. Selain itu bagaimana para santri WBP di dorong untuk membangun sikap mental positif dan mampu menata diri menjadi lebih orang baik. Pelatihan ini juga melatih bagaimana cara mencintai orang-orang terdekat dan lingkungan sekitarnya dengan cara menjaga komunikasi yang harmonis agar setelah keluar mereka bisa beradaptasi secara maksimal.
Pada kesempatan ini, hadir secara langsung ketua Himpsi Malang, Salis Yulinardi yang sekaligus Dekan Psikologi UMM mendampingi Kepala Lapas dalam sesi pembukaan menyampaikan bahwa pelatihan saat ini adalah pelatihan pembukaan untuk selanjutnya akan dilaksanakan secara regular setelah lebaran dengan harapan seluruh santri dan WBP mendapatkan manfaat dari program kerjasama ini secara langsung. Lebih lanjut Ketua Himpsi Malang menjelaskan Program Pelatihan Perubahan Kehidupan ini akan di sinergikan dengan kebutuhan ponspes Lapas Kelas 1 Malang yang akan mengembangkan pendidikan mental spiritual sekaligus pembangunan karakter dan jati diri manusia sesungguhnya. (Ram/Mey)