Oleh: Fittriyah
Katanya, Engkau beri nafas pada setiap jiwa
Tapi aku hadir dengan dada yang berat
Sejak pertama kali menghirup dunia
Bukan karena salahku,
Tapi karena hidup ini sudah penuh bayang sebelum aku mulai berjalan.
Aku mencari ringan di antara beban
Hidup ini seperti cerita yang ditulis tanpa jeda
Aku dibesarkan oleh janji yang tak selalu hadir
Diselimuti oleh harapan yang rapuh
Dan sunyi yang sering kupeluk sebagai teman.
Tuhan, bila Engkau memberiku nafas
Mengapa terasa sesak saat aku bernapas?
Setiap pagi, aku coba bangkit dari lelah kemarin
Setiap malam, aku bisikkan rindu pada langit
Yang kadang terasa jauh, meski dekat di sana.
Aku lelah jadi tempat bersandar orang lain
Sementara aku sendiri terus mencari sandaran.
Katanya Engkau dekat,
Tapi mengapa hatiku sering merasa sendiri?
Jika Kau mendengar setiap lirihku,
Apakah Kau juga tahu arti tawa yang kusembunyikan?
Aku tak mengeluh, hanya bertanya pelan:
Jika Engkau beri aku nafas ini,
Apakah nafas itu untuk aku bernapas dengan lega, atau hanya untuk bertahan?
_________________________________________
*Setiap Minggu Kabarpas.com memuat rubrik khusus “Nyastra”. Bagi Anda yang memiliki karya sastra, baik berupa cerita bersambung (cerbung), cerpen maupun puisi. Bisa dikirim langsung ke email kami: redaksikabarpas@gmail.com.