Sejenak dengan Sulkhan (39), Koordinator Mojo Art di Desa Karangsentul.
Oleh : Muhammad Imron, Gondangwetan
(Kabarpas.com) – WAKTU itu jarum jam masih menunjukkan angka 12, saat wartawan Kabarpas.com ini berkunjung ke Desa Karangsentul, Kecamatan Gondangwetan, Kabupaten Pasuruan. Di desa ini terdapat sebuah tempat kerajinan tangan yang diberi nama Mojo Art.
Kala itu, tampak seorang pria mengenakan kaos pendek berwarna hijau, tengah sibuk menghiasi sebuah souvenir dari buah Maja dengan cat pewarna. Pria tersebut adalah Sulkhan (39), warga setempat yang sekaligus koordinator dari Mojo Art.
Di tangan Sulkhan inilah buah Maja yang jarang disentuh orang, bisa disulap menjadi sebuah souvenir yang menarik dan mempunyai nilai jual tinggi.Bahkan, ia juga sukses menyulap buah yang biasanya ada di Tempat Pemakaman Umum (TPU) itu menjadi beragam kerajinan tangan, diantaranya yaitu tempat tisu, tempelan hiasan toples, rumah-rumahan, boneka hello kitty, lampion, hingga miniatur kapal pesiar.
Kepada Kabarpas.com Sulkhan menceritakan, bahwa ide kreatifnya memanfaatkan Buah Maja menjadi benda dengan nilai ekonomi tinggi itu, muncul setahun yang lalu. Yakni, ketika Astri Diah Rakhmawati yang tak lain adalah Kades setempat tersebut, berniat mencari produk-produk yang memiliki nilai jual, untuk bisa dipasarkan di luar desa setempat.
“Waktu itu pada saaat melihat buah maja, bu Astri dan suaminya Pak Firman bertanya kepada saya apakah buah Maja ini bisa dijadikan sesuatu yang bisa dijual. Setelah berpikir cukup lama, saya pun akhirnya memiliki ide untuk menjadikan batok buah Maja ini menjadi batok yang bisa dijual, dan kulitnya bisa dijadikan sebagai tempelan perabotan rumah tangga,” kata Sulkhan kepada Kabarpas.com, Senin (16/05/2016).
Sulkhan mengaku, kalau usahanya itu tidak dilakoninya seorang diri. Melainkan dibantu banyak orang, terlebih oleh Chudori (32), sang kreator sekaligus otak di balik pembuatan seluruh hasil kerajinan tangan tersebut.
Namun, menurut Sulkhan waktu itu dirinya masih belum terpikirkan bagaimana caranya untuk bisa mendapatkan pemesan atau pelanggan yang mau membeli produk hasil karya tangan dirinya dan teman-temannya tersebut. “Saat itu masih bingung kalau mau jual barang ini ke mana. Kalau bikin ternyata gak ada yang beli, ya percuma saja,” imbuhnya.
Beruntung, Firman yang ternyata adalah Kapolsek Sukorejo itu, mau memback up penuh kerja keras Sulkhan dan kawan-kawan, dengan mencarikan pelanggan. Karena itulah, Sulkhan dan temannya yang lain mau membulatkan tekad untuk membuat sejumlah produk dari buah Maja.
Dijelaskannya, bahwa hingga kini beberapa pesanan untuk toples dan tempat tisu dari buah Maja di tempatnya itu masih terus berjalan hingga membuat dirinya dan teman-temannya yang ikut bergabung di Mojo Art itu kewalahan melayaninya.
Sulkhan mengatakan, bahwa harga untuk satu set toples saja dijual dengan harga Rp 175 ribu, terdiri dari 3 toples dan satu laya atau nampan. Kemudian ada juga tempat tisu yang dijual mulai dari Rp 35 ribu s/d Rp 50 ribu. Bahkan, untuk a 6 miniatur kapal pesiar hasil buatan mereka telah dibeli oleh warga Finlandia.
“Ceritanya, ada orang Jakarta yang jalan-jalan ke sini, terus orang tersebut membawa bule Finlandia, dan ternyata si turis itu tertarik dengan miniatur kapal pesiar kami, ya kami jual dengan harga Rp 250 ribu untuk satu kapal,” pungkasnya. (*/gus).