Menu

Mode Gelap
Wujudkan Mimpi Pebasket Muda Jatim, MPM Honda Jatim Gelar Honda DBL 2023 East Java Series Dukungan Mas Dion Maju Cabup Pasuruan 2024 Kian Masif

KABAR NUSANTARA ยท 19 Feb 2025

Senator Mirah Tekankan Hilirisasi Migas dan Ketahanan Energi Harus Jadi Prioritas


Senator Mirah Tekankan Hilirisasi Migas dan Ketahanan Energi Harus Jadi Prioritas Perbesar

Reporter: Rendy Fitria R

Editor: Ian Arieshandy

 

 

Jakarta, Kabarpas.com – Senator Mirah Midadan Fahmid menegaskan pentingnya hilirisasi minyak dan gas (migas) sebagai pilar utama dalam mewujudkan ketahanan energi nasional, terutama di wilayah Aceh yang memiliki potensi migas menjanjikan.

Hal tersebut disampaikan saat Senator Mirah bersama Komite II DPD RI melakukan pengawasan Undang-Undang Migas di Bumi Rencong beberapa waktu lalu.

Menurutnya, sumber daya alam yang melimpah di Aceh harus dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan masyarakat, bukan sekadar diekspor sebagai bahan mentah.

“Potensi Hilirisasi migas bukan hanya tentang menambah nilai tambah, tetapi juga bagian dari strategi besar dalam transisi energi nasional. Aceh memiliki potensi besar yang harus dikelola dengan lebih efektif dan efisien agar memberikan kesejahteraan bagi masyarakat,” ujar Senator Mirah.

Aceh dikenal sebagai salah satu wilayah dengan cadangan gas bumi yang signifikan. Potensi ini menjadi berkah bagi daerah, sekaligus peluang besar dalam mendukung ketahanan energi nasional.

Saat ini, hilirisasi migas telah menjadi agenda strategis yang dicanangkan di Aceh, terutama dalam pembangunan infrastruktur jaringan gas (jargas) rumah tangga.

Hingga kini, lebih dari 20 ribu rumah di lima kabupaten/kota di Aceh telah terhubung dengan jargas. Namun, cakupan ini dinilai masih jauh dari ideal. Senator Mirah menekankan bahwa perluasan jargas untuk rumah tangga harus menjadi prioritas dalam pengelolaan migas di Aceh.

“Jargas adalah solusi nyata untuk meningkatkan akses energi bersih dan murah bagi masyarakat. Namun, jumlah rumah tangga yang terhubung masih terbatas. Pemerintah harus mempercepat ekspansi jargas agar manfaat gas bumi ini dapat dirasakan oleh lebih banyak warga,” tegasnya.

Selain jargas, hilirisasi migas di Aceh juga mencakup pengembangan industri berbasis gas bumi. Menurut Senator Mirah, industri hilir seperti pengolahan gas menjadi LNG, LPG, atau bahan baku petrokimia harus diperkuat guna menciptakan dampak ekonomi yang lebih luas, termasuk peningkatan lapangan kerja bagi masyarakat lokal.

Dalam pernyataannya, Senator Mirah juga menyoroti pentingnya revisi Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi (UU Migas) sebagai instrumen utama dalam meningkatkan pengelolaan sumber daya energi nasional.

Menurutnya, regulasi yang ada harus lebih berpihak pada optimalisasi sumber daya migas untuk kesejahteraan masyarakat, bukan sekadar menguntungkan pihak tertentu.

“UU Migas harus menjadi alat untuk memastikan pengelolaan migas yang lebih efektif dan efisien. Perusahaan yang mengelola sumber daya ini harus memiliki kewajiban yang jelas dalam memberikan manfaat langsung bagi masyarakat sekitar, termasuk dalam bentuk pembangunan infrastruktur energi dan pemberdayaan ekonomi lokal. Terlebih lagi karen kita memiliki daerah otonomi khusus, seperti Aceh dengan potensi migasnya yang luar biasa,” jelasnya.

Senator Mirah menekankan bahwa pengelolaan migas di Aceh juga harus memperhitungkan aspek keberlanjutan. Transisi energi yang sedang digalakkan pemerintah harus berjalan seiring dengan pemanfaatan gas bumi sebagai energi perantara yang lebih bersih dibandingkan bahan bakar fosil lainnya.

Dengan potensi besar yang dimiliki, Aceh bisa menjadi model dalam implementasi hilirisasi migas di Indonesia. Namun, hal ini membutuhkan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan para pemangku kepentingan lainnya.

Senator Mirah menegaskan bahwa upaya ini tidak hanya membutuhkan investasi dalam infrastruktur, tetapi juga kebijakan yang berpihak pada kepentingan rakyat.

Percepatan pembangunan kawasan industri berbasis gas, insentif bagi investor yang berkomitmen pada hilirisasi, serta penguatan regulasi yang mendorong penggunaan gas domestik harus menjadi prioritas.

“Jangan sampai Aceh hanya menjadi lumbung energi tanpa mendapatkan manfaat maksimal dari sumber dayanya sendiri. Kita harus memastikan bahwa migas Aceh dikelola dengan pendekatan hilirisasi yang memberikan kesejahteraan bagi masyarakat, bukan hanya keuntungan bagi segelintir pihak,” pungkasnya. (Ren/Ian).

Artikel ini telah dibaca 26 kali

Baca Lainnya

Rayakan Kemerdekaan Tanpa Batas dalam ELMO beyoND Fest 2025: Festival Komunitas Neurodivergent

20 Agustus 2025 - 09:55

Tumbuhkan Semangat di HYPEGROUND Mall of Indonesia

20 Agustus 2025 - 09:55

Yuk! Ikut Gowes Kemerdekaan Bareng KNPI Kota Pasuruan, Hadiah Utama 1 Sepeda Motor Lho..

20 Agustus 2025 - 09:11

Telkom Indonesia Dorong Literasi AI di Ranah Sosial dan Kesehatan

20 Agustus 2025 - 09:10

Mahasiswa Uniwara Ciptakan Tantera: Permainan Literasi Inovatif Berbasis Ular Tangga untuk Tingkatkan Kemampuan Baca dan Bicara Siswa

20 Agustus 2025 - 08:05

UNISNU Jepara Dorong Generasi Sehat dan Cerdas Lewat Smart Edufitkids

20 Agustus 2025 - 05:49

Trending di KABAR NUSANTARA