Jember, Kabarpas.com – Di tengah tekanan utang ratusan miliar yang ditinggalkan program J-Keren, Rumah Sakit Daerah (RSD) dr. Soebandi Jember terus berjuang memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Sebagai rumah sakit rujukan utama bagi tujuh kabupaten/kota di wilayah Tapal Kuda, RSD dr. Soebandi kini menghadapi kebutuhan mendesak untuk melakukan pembangunan besar-besaran agar mampu menampung lonjakan pasien dan menjaga mutu layanan.
Plt. Direktur RSD dr. Soebandi, dr. I Nyoman Semita, Sp.OT (K) Spine, FICS, menyebut kondisi pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut kini semakin kompleks. Meski masih terbebani piutang sekitar Rp109 miliar akibat program J-Keren, pihaknya tetap berupaya meningkatkan pendapatan dan efisiensi pelayanan.
“Sebagai direktur baru, saya berusaha keras meningkatkan pendapatan rumah sakit. Pendapatan yang dulu hanya sekitar 16–18 miliar per bulan, sekarang sudah naik menjadi 26 miliar, atau meningkat sekitar 44 persen,” ujar dr. Nyoman, Selasa (22/10/2025).
Menurutnya, peningkatan pendapatan ini tidak lepas dari dukungan penuh Bupati Jember Gus Fawait melalui program Universal Health Coverage (UHC). Program ini memungkinkan masyarakat berobat secara gratis di puskesmas dan rumah sakit milik pemerintah, asalkan bersedia dirawat di kelas tiga.
“Pak Bupati selalu mengajak masyarakat untuk memanfaatkan layanan UHC dalam setiap kegiatan seperti Bunga Desaku dan Gus Menyapa. Sosialisasi ini sangat membantu meningkatkan kunjungan pasien ke rumah sakit,” tambahnya.
Selain karena promosi dari pemerintah daerah, peningkatan pendapatan juga didorong oleh perubahan budaya kerja dan profesionalisme di internal rumah sakit. Menurut dr. Nyoman, semangat kebersamaan dan inovasi pelayanan membuat RS dr. Soebandi semakin dipercaya masyarakat. Kini, rumah sakit tersebut menghadirkan berbagai layanan dan produk baru yang terus menarik minat pasien dari dalam dan luar Jember.
Namun di balik capaian itu, tantangan besar menanti. RSD dr. Soebandi harus terus menambah kapasitas dan memperluas fasilitas demi memenuhi kebutuhan layanan kesehatan di kawasan Tapal Kuda.
“Jember sendiri masih kekurangan sekitar 600–700 tempat tidur rumah sakit. Kami menargetkan penambahan hingga 800 tempat tidur agar bisa sejajar dengan rumah sakit besar seperti RS Saiful Anwar Malang dan dr. Soetomo Surabaya,” ungkapnya.
Rencana besar itu meliputi pembangunan gedung rawat inap tujuh lantai dengan kapasitas 300 tempat tidur baru, penyelesaian gedung mangkrak, pembangunan gedung hemodialisis bagi pasien gagal ginjal kronis, serta gedung parkir terpadu yang memadai bagi pasien dan pengunjung.
“Semua pembangunan ini membutuhkan dukungan besar, baik dari dana BLUD, APBD, APBN, hibah, atau bahkan kerja sama investasi. Kami juga berharap piutang dari program sebelumnya bisa segera dibayarkan agar rumah sakit bisa bernafas lebih lega,” kata dr. Nyoman.
Sebagai rumah sakit rujukan bagi tujuh kabupaten/kota termasuk Situbondo, Bondowoso, Lumajang, Probolinggo, Banyuwangi, dan sekitarnya. RSD dr. Soebandi kini menanggung beban pelayanan yang semakin berat. Meski begitu, dr. Nyoman menegaskan bahwa semangat untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat tidak akan surut.
“Kami berkomitmen menjaga kepercayaan masyarakat. Rumah sakit ini bukan sekadar tempat berobat, tapi juga benteng terakhir pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah Tapal Kuda atau tujuh kota kabupaten sekitar,” tutupnya. (dan/ian).



















