Pasuruan, Kabarpas.com – Pesatnya kemajuan teknologi informasi turut memunculkan banyak media online. Namun, tidak semua media dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Hal ini disampaikan oleh Shohibul Hujjah, CEO Kabarpas.com, dalam pelatihan jurnalistik pelajar di MA Abu Amar, Pasrepan, Kabupaten Pasuruan.
Dalam kesempatan itu, Shohib mengajak para pelajar untuk cerdas dalam memilih media sebagai rujukan informasi. Menurutnya, pelajar harus bisa memilah mana berita “sampah” dan mana berita yang benar-benar layak disebarkan kepada masyarakat.
“Salah dalam memilih media bisa terjebak dalam arus media yang notabene tidak berbadan hukum, sehingga mudah untuk menyebarkan berita bohong,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa berita hoaks dapat merugikan publik dan bahkan bisa menjerat seseorang ke dalam pasal-pasal UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), Undang-Undang No. 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis, serta memicu tindakan ujaran kebencian yang mengancam konflik.
Untuk itu, alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini membagikan tips khusus agar pelajar cerdas dalam memilih media.
“Lihat nama medianya apakah sudah resmi berbadan hukum apa belum, karena itu bisa menjadi acuan utama apakah informasi yang diberikan media tersebut bisa dipertanggungjawabkan atau tidak,” tegas Shohib.
Ia menambahkan, agar tidak salah pilih, pelajar juga harus mencermati susunan redaksi dan alamat kantor yang tercantum di media tersebut.
“Media resmi pastinya memiliki susunan redaksi dan alamat yang jelas. Bahwa media yang bisa menjadi rujukan informasi adalah media yang sudah masuk verifikasi Dewan Pers,” urai pria yang juga gemar menulis buku ini.
Minimal, kata Shohib, media tersebut sudah tergabung dalam organisasi media yang telah berbadan hukum, seperti Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI).
“Karena untuk masuk dalam anggota AMSI harus melewati beberapa proses yang salah satu di antaranya dicek keabsahan dari media tersebut,” terangnya.
Sementara itu, Fisona, Kepala MA Abu Amar, berharap pelatihan jurnalistik ini dapat menambah wawasan para pelajar tentang dunia jurnalistik.
“Dan minimal mereka nanti menjadi lebih hati-hati untuk tidak menyebarkan berita bohong. Selain itu, pasca pelatihan jurnalistik ini saya berharap nanti mereka bisa membuat buletin atau majalah sekolahan yang berkualitas dalam menyajikan informasi,” imbuhnya. (ajo/ian).