Menu

Mode Gelap
Wujudkan Mimpi Pebasket Muda Jatim, MPM Honda Jatim Gelar Honda DBL 2023 East Java Series Dukungan Mas Dion Maju Cabup Pasuruan 2024 Kian Masif

Probolinggo · 4 Mar 2016 21:23 WIB ·

Pemkab Probolinggo Siapkan Anggaran Rp 600 Juta Untuk Guru di Daerah Terpencil


Pemkab Probolinggo Siapkan Anggaran Rp 600 Juta Untuk Guru di Daerah Terpencil Perbesar

Probolinggo (Kabarpas.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo, memberikan perhatian tersendiri bagi para guru yang mengajar di daerah terpencil. Bahkan di tahun ini, Pemkab setempat melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) telah menyiapkan anggaran kurang lebih Rp 600 juta.

“Ini sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan kami terhadap para guru yang mengajar di daerah terpencil atau sulit terjangkau. Untuk itu kami ganti uang transport mereka Rp 100 ribu per bulan atau Rp 1,2 juta per tahun.,” kata Kepala (Dispendik) Kabupaten Probolinggo, Tutug Edi Utomo melalui sekretarisnya, Syamsul Huda. Jumat, (04/03/2016).

Dengan jumlah nominal tersebut, Syamsul mengaku hal itu bisa terbilang sedikit. Namun, pihaknya tidak bisa berbuat banyak lantaran kekuatan anggaran untuk hal tersebut hanya kisaran Rp 100 ribu per bulan. “Anggaran kami hanya bisa mencakup seperti itu, mudah-mudahan ke depan bisa dinaikan,” imbuhnya.

Selain itu ia juga mengatakan bahwa jumlah guru yang mengajar di daerah terpencil atau akses sulit di Kabupaten Probolinggo mengalami peningkatan dari tahun lalu. Tercatat, tahun ini guru di daerah terpencil tersebut mencapai 585 orang. Padahal pada tahun lalu hanya 350 orang. Hal ini membuat anggaran untuk transportasi mereka pun ikut membengkak.

Berdasarkan data yang ada di Dispendik setempat, guru yang bisa disebut mengajar di daerah terpencil tersebut, berada di kecamatan atas seperti Kecamatan Krucil, Tiris, Sumber, Sukapura, Lumbang, Kuripan dan sebagian lainnya di Pakuniran. “Mereka kebanyakan mengajar di tingkat SD hingga SMP,” imbuhnya.

Sementara untuk guru yang mengajar di tingkat SMA banyak yang tidak dapat, lantaran letak sekolah SMA kebanyakan berada di ibukota kecamatan masing-masing. “Makanya sampai sekarang hanya SD hingga SMP yang dapat, itupun mereka bukan yang berdomisili di tempat yang mereka mengajar, tapi di luar tempat mereka mengajar,” pungkasnya. (sam/gus).

Artikel ini telah dibaca 16 kali

Baca Lainnya

Jelang Perayaan Nataru, Gubernur Koster Minta Pasokan BBM di Bali Aman

3 Desember 2019 - 10:28 WIB

Pemkab Probolinggo Siap Ekspor Bawang Merah ke Thailand

2 Agustus 2019 - 23:53 WIB

Pos PAUD Jambangan Kenalkan Rasa Kebersamaan pada Baduta

2 Agustus 2019 - 22:56 WIB

Tiga Gudep Sekolah di Probolinggo Didatangi Tim Lomba Gudep Unggul Jatim

2 Agustus 2019 - 22:02 WIB

Pemkab Probolinggo Sosialisasikan Pendampingan DAK Fisik Pendidikan

29 April 2019 - 21:22 WIB

KPU Probolinggo Mulai Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilu 2019

29 April 2019 - 20:56 WIB

Trending di Kabar Probolinggo