Probolinggo (Kabarpas.com) – Pasca erupsi Gunung Bromo, Kementerian Pariwisata melalui Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Dan Industri Pariwisata mengunjungi gunung yang memiliki sejuta keindahan mengagumkan tersebut. Dalam kunjungannya itu pihak Deputi mengajak warga Tengger untuk melakukan bersih-bersih Gunung Bromo di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
Selain warga suku Tengger, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Dan Industri Pariwisata ini, juga mengajak anggota TNI, Polri, BPBD, PHRI, Badan Metreologi dan komunitas jip, Para Kepala Desa, Fotografer serta pemangku adat Suku Tengger, untuk bersama-sama membersihkan kawasan Hunung Bromo. Itu dilakukan pasca diturunkannya status gunung dari siaga menjadi waspada.
Pantuan Kabarpas.com di lokasi, bersih-bersih Gunung Bromo dilakukan pada kawasan lautan pasir dengan diameter 7 kilometer di Kecamatan Sukapura. Dengan membawa sapu lidi dan tong plastik besar, sekitar 400 orang itu, kemudian menyusuri berbagai sudut di lautan pasir Gunung Bromo untuk dipungut sampahnya untuk kemudian mereka masukkan ke kantong plastik yang sudah mereka bawa.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Dan Industri Pariwisata, Widayanti Bandia mengatakan, potensi wisata di Indonesia tetap masih menjadi jujukan wisatawan mancanegara.
“Untuk itu perlu ditingkatkan kebersihannya, apalagi di Gunung Bromo ini merupakan wisata yang menjadi jujukan wisatawan Lokal maupun mancanegara,” kata Widayanti Bandia kepada Kabarpas.com, Jumat (08/04/2016).
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kabupaten Probolinggo, Anung Widiarto menyebutkan, keelokan Gunung Bromo di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura ini, memang tidak bisa di duakan. Sebab ketika Gunung Bromo tersebut erupsi, namun masih saja tetap indah.
“Nah dengan keindahan itu, perlu untuk di tingkatkan kebersihannya. Apalagi, Gunung Bromo ini aman, sejuk, bersih dan indah. Jadi bisa dinikmati oleh wisatawan lokal maupun mancanegara,” terang Anung kepada Kabarpas.com
Sementara itu, Ketua Pemangku Adat Suku Tengger Supoyo menjelaskan, ketika terjadi erupsi Gunung Bromo dari status waspada ke siaga, banyak pelaku usaha kebingungan pendapatannya. Itu lantaran pengunjung khawatir dengan keselamatan mereka. “Padahal, saat Gunung Bromo erupsi, itu masih aman, Bromo sangat indah ketika erupsi,” imbuhnya.
Selain itu, dengan panorama keindahan Gunung Bromo, lanjut Supoyo, jangan sampai takut untuk mendatangi Wisata Gunung Bromo. “Sekarang sudah bisa kita nikmati kembali keindahan Gunung Bromo dengan panorama alamnya yang luar biasa,”pungkasnya. (sam/gus).