Menu

Mode Gelap
Wujudkan Mimpi Pebasket Muda Jatim, MPM Honda Jatim Gelar Honda DBL 2023 East Java Series Dukungan Mas Dion Maju Cabup Pasuruan 2024 Kian Masif

Kabar Malang ยท 20 Nov 2017

Mengupas Makna Upacara Metatah dalam Tradisi Agama Hindu


Mengupas Makna Upacara Metatah dalam Tradisi Agama Hindu Perbesar

Reporter : Brando Alfonso

Editor : Memey Mega

Malang, Kabarpas.com – Dalam tradisi agama Hindu, ketika seorang anak sudah menginjak dewasa atau akil balik, orangtua memiliki kewajiban untuk melaksanakan upacara metatah atau yang sering disebut upacara potong gigi.

Menurut I Wayan Legawa, dosen sejarah di Universitas Negeri Malang (UM) menjelaskan upacara ini memiliki makna melepas hakikat manusia sejatinya yang terlepas dari belenggu kegelapan dari pengaruh sad ripu atau enam jenis musuh manusia.

“Salah satu upacara untuk manusa yadnya, jadi dalam Hindu ada Dewa Yadnya, manusa yadnya, resi yadnya, buta yadnya dan ini termasuk manusa yadnya. Manusa yadnya memotong gigi taring atau metata yang dikhususkan bagi anak yang sudah akil balik laki-laki maupun perempuan. Jadi sebelum menikah harus potong gigi. Karena gigi di anggap sumber nafsu negatif. Jadi musuh manusia yang harus dihilangkan atau dipotong giginya,” jelasnya dalam kegiatan upacara metatah yang digelar di Pura Luhur Dwija Warsa, Jalan lesanpuro 12 Kota Malang, Minggu (19/11).

Dijelaskan juga, 6 sifat Sad Ripu yakni Kama (nafsu), lobha (serakah), moha (angkuh), mada (mabuk), matsariyah (iri hati), dan krhoda (marah), “Diharapkan usai melakukan upacata metatah ini, anak-anak itu bisa menjadi manusia yang baik dan meninggalkan sifat-sifat yang negatif dari sar ripuh itu,” lanjut pria yang juga ketua pelaksana upacara.

Sebelum mengikuti metatah, anak-anak itu harus masuk pasraman (tempat untuk mengisolasi anak) dan disana mereka akan dijaga lingkungannya untuk intropeksi diri, mawas diri, dan di malam harinya ada perenungan.

Jadi pandita itu memang membersihkan dirinya termasuk giginya. Kemudian di kasih huruf-huruf suci lidahnya dan giginya sehingga dia sudah punya kekuatan, itu kenapa dipotong tidak ada yang teriak. Karena sudah memiliki kekuatan batin jadi tidak teriak kesakitan,” ungkapnya.

Dalam upacara metatah tersebut, sekitar 30 anak ikut upacara yang terdiri dari anak usia 17 tahun keatas yang berasal dari Malang Raya. (Ndo/Mey)

Artikel ini telah dibaca 83 kali

Baca Lainnya

Polres Batu Raih Penghargaan Satker Berkinerja Terbaik dari KPPN Malang

24 Januari 2025 - 08:19

Sufmi Dasco: Evaluasi Mendikti Sainristek Dalam Proses, Presiden akan Mengambil Keputusan Terbaik

23 Januari 2025 - 20:20

Cuaca Ekstrem Masih Berlanjut, DPRD Minta Pemkot Blitar Gencarkan Sosialisasi Antisipasi Kasus DB

22 Januari 2025 - 16:44

Pj. Wali Kota Batu Tinjau Perumahan Dinas Veteran senilai Rp 9 Miliar

22 Januari 2025 - 11:43

Cari Aman Berkendara Motor di Dataran Tinggi Kota Batu

17 Januari 2025 - 09:13

Satresnarkoba Polres Batu Ungkap Kasus Narkotika Jenis Ganja

17 Januari 2025 - 08:30

Trending di Kabar Malang