Oleh: Ahmad Aziz
(Kabarpas.com) – CUACA yang begitu cerah seakan menggambarkan suasana hati Mokhammad Rokhib (18), salah seorang siswa SMA Negeri 1 Pandaan yang meraih nilai Ujian Nasional tertinggi se-Jawa Timur.
Remaja yang dikenal sebagai sosok pekerja keras ini, tak pernah menyangka kalau dirinya bisa mendapatkan nilai UN tertinggi se-Jatim. Yakni, dengan total nilai 36,8. Dengan rincian, untuk mata pelajara bahasa jepang, ia mendapatkan nilai 98. Sedangkan untuk mata pelajaran matematika 92,5, mata pelajaran bahasa indonesia 90, dan bahasa inggris mendapatkan nilai 88.
“Saya nggak pernah mengira kalau nilai UN saya terbaik se-Jatim. Padahal, yang saya targetkan waktu itu hanya mendapatkan nilai 100 di salah satu mata pelajaran saja,” ujar anak tunggal pasangan suami istri (pasutri) Mokhammad Syarifuddin dan Ida Fatmawati ini kepada Kabarpas.com, Selasa (02/05/2017).
Remaja yang akrab disapa Rokhib ini mengaku kalau pola belajarnya selama ini masih sama dengan teman – teman lainnya, yaitu hanya belajar di rumah dan bersama teman – temannya.
“Saya belajarnya biasa saja, ya di rumah dan kadang belajar kelompok sama teman-teman. Dan saya juga nggak pernah ikut bimbingan belajar (bimbel),” terangnya kepada Kabarpas.com.
Di mata guru-gurunya, Rokhib dikenal sebagai siswa yang rajin dan pintar. Ia juga dikenal sebagai sosok pekerja keras. Sebab, meski masih duduk di bangku sekolah, ia sudah mampu mencari uang sendiri tanpa menggantungkan pemberian orang tuanya. “Waktu sekolah saya jualan makanan ringan ke teman – teman sekolah dan kelas. Mulai dari makaroni, sampai yang terakhir kemarin saya jual jamur, yang saya dititpkan ke koperasi,”imbuhnya.
Sementara itu, salah seorang pembimbing Akademik Rokhib, Yuliari mengatakan bahwa Rokhib merupakan sosok yang pintar. Hal inilah yang membuat sejumlah dewan guru sudah memprediksinya sejak awal kali dia masuk di salah satu sekolah favorit di Kabupaten Pasuruan tersebut.
“Para dewan guru sudah mengira dia akan menjadi murid yang pintar dan cerdas. Sebab sejak ia baru masuk ke sini sudah terlihat kepintarannya. Bahkan , dia dulu itu pintar di IPA, tapi yang bersangkutan memilih masuk bahasa,” pungkasnya. (ziz/tin).