Reporter : Dita Lia
Editor : Memey Mega
Malang, Kabarpas.com – Indonesia memiliki sumber daya mineral yang melimpah, hanya saja kurang dimanfaatkan, “Potensi geothermal Indonesia cukup besar namun belum terlalu atraktif di mata investor,” terang Ridwan Hisjam, anggota Komisi VII DPR RI saat menghadiri kunjungan kerja di New York, Rabu (21/8).
Adapun isu yang dibahas dalam pertemuan Komisi VII dengan KJRI dan perwakilan dari Chevron, Exxon Mobil dan Kadin Amerika mengenai mempromosikan peluang investasi di sektor energi dan pengembangan teknologi.
“Selain itu juga membahas terkait kepastian hukum guna menjaga iklim investasi agar tetap kondusif. KKKS seperti Chevron dan Exxon Mobil tidak hanya semata menjadikan profit sebagai pertimbangan utama dalam pengembangan investasi sektor migas di Indonesia tetapi faktor keamanan dan stabilitas sistem peraturan yang berlaku perlu dijaga. Peraturan yang berubah – ubah menjadikan investor sulit dalam memproyeksikan investasi kedepan,” lanjut politisi Partai Golkar tersebut.
Apalagi, Chevron sebagai salah satu perusahaan besar migas dunia mengembangkan sayap bisnisnya di sektor renewable energy khususnya geothermal, “Oleh karena itu tim Kunjungan Kerja Komisi VII mendorong Pemerintah tidak hanya melakukn deregulasi secara kuantitatif tetapi juga bisa menjamin dan meyakinkan para investor akan keamanan investasinya,” papar Ridwan.
Seperti diketahui, Manhattan dan daerah sekitarnya yang sistem kelistrikannya dikelola oleh Con Edison juga pernah black out. Namun dengan relatif cepat bisa diatasi, “Kuncinya adalah reserve margin yang tinggi serta membuat listrik komunal solar cell yang dijual pada konsumen. Jadi dengan back up dalam bentuk reserve margin yang tinggi serta pengembangan dan investasi di sektor renewable energy bisa menjadi sbagian dari dolusi untuk mencegah dan menangani blac out seperti yang belum lama tetjadi di Indonesia,” tutup pria yang akrab disapa Mas Tatok ini.
Selain anggota Komisi VII, hadir juga Direktur Pertamina Haryo dan Direktur PLN Djoko Aburahman serta SKK Migas Agus dan Prof Winarni dari KLHK. (Dit/Mey)