Probolinggo (Kabarpas.com) – Puluhan fotografer amatir maupun profesional dari berbagai daerah di Jawa Timur, beradu kejelian memotret aksi para peserta Lomba Tarung Bebas yang sedang saling baku hantam di atas arena. Para fotografer tersebut adalah peserta lomba Foto Tarung Bebas, yang digelar oleh penggurus dan alumni Pondok Pesantren (Ponpes) Zainul Hasan Genggong.
Meski lomba foto Tarung Bebas ini baru pertama kali digelar. Namun, animo masyarakat yang mengikuti lomba foto ini cukup tinggi. Itu dibuktikan dengan banyaknya jumlah peserta yang ikut dalam lomba ini. Bahkan, hampir sebagian besar peserta berasal dari luar wilayah Probolinggo.
“Alhamdulillah, peserta yang ikut ada sebanyak 84 orang, dan mereka berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur. Diantaranya yaitu Banyuwangi, Jember, Pasuruan, Malang, Mojokerto, Surabaya dan Gresik,” kata Dr. Mohammad Haris Damanhuri, pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong kepada Kabarpas.com, Sabtu (30/04/2016) malam.
Pria yang akrab disapa Gus Haris ini mengatakan, tujuan digelarnya lomba Foto Tarung Bebas dengan tema Di Atas Lawan, Di Bawah Kawan ini, ialah sebagai ajang bagi para fotografer untuk bisa mendapatkan karya foto yang sebagus mungkin. Gus Haris menambahkan, dari puluhan peserta yang mengikuti lomba ini, ada 5 orang yang ditetapkan menjadi juara.
“Setelah dilakukan penilaian oleh dewan juri. Akhirnya, berhasil ditetapkan 5 orang sebagai juara dalam lomba ini, yaitu untuk juara pertamanya adalah Hengky dari Gresik, juara keduanya yaitu Rendra Adi Kurniawan dari Lumajang, dan juara ketiganya Usman dari Jember. Sementara untuk juara favoritnya yaitu Febrian dari Lumajang dan Rosyid dari Ponpes sini (Zainul Hasan.red),” ujar pria yang juga Dewan Penasehat Pagar Nusa Wilayah Jawa Timur tersebut.
Untuk sekedar diketahui, lomba tarung bebas ini biasa digelar setiap tahun di Ponpes Zainul Hasan Genggong Probolinggo. Dan tahun ini lomba ini dikembangkan lagi dengan ditambahi lomba foto.
Tarung bebas sudah menjadi tradisi warga Nahdlatul Ulama (NU) di wilayah setempat. Layaknya tinju bebas, peserta lomba adu fisik ini pun saling baku hantam, namun tidak ada dendam. Pasalnya, sesuai dengan namanya tarung bebas, dua peserta diujinyalinya untuk bertarung secara bebas. Selian itu, pertandingan ini dihelat dengan tujuan untuk melestarikan warisan leluhur dan media pemersatu warga Nahdliyin. (adv).