Pasuruan, Kabarpas.com – Para seniman Pasuruan Raya menggelar pameran seni bertajuk “Ketahanan Pangan”, di Gedung Serbaguna KUTT Suka Makmur, Grati, Kabupaten Pasuruan. Acara ini akan berlangsung dari 23 Januari hingga 30 Januari 2025.
Dalam acara ini menampilkan 35 karya seni berupa lukisan dan patung hasil kreativitas seniman Pasuruan yang tergabung dalam komunitas yang bernama Derik. Ada pula seniman dari Batu, Malang, Sidoarjo, hingga Surabaya yang turut berpartisipasi.
Evi Zainal Abidin, Ketua KUTT Suka Makmur, menjelaskan bahwa pameran seni ini adalah acara tahunan yang digelar bersama komunitas Derik. Dan pada tahun ini mengangkat tema ketahanan pangan, sejalan dengan semangat yang digalakkan oleh pemerintah.
“Seiring dengan semangat yang digaungkan oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, kami memberikan suntikan energi positif dengan tema Ketahanan Pangan Bersukaria,” ujar wanita yang akrab disapa Bunda Eza.
Selain memberikan ruang bagi seniman lokal, Evi juga ingin memberikan kontribusi kepada bangsa Indonesia dengan menunjukkan eksistensi seni dalam menyemangati para pejuang ketahanan pangan, seperti petani, peternak, dan nelayan, melalui pesan yang disampaikan lewat karya seni.
“Harapannya pesan yang disampaikan melalui seni ini dapat lebih mudah dipahami oleh generasi muda,” terang wanita yang pernah meraih ajang penganugerahan bergengsi Kabarpas Awards 2019 kategori politisi perempuan inspirasi tersebut.
Sementara itu, Badri, salah satu tokoh senior di komunitas Derik, menjelaskan bahwa seniman yang tergabung dalam komunitas ini sebagian besar berasal dari Pasuruan. Namun, pada setiap event, komunitas ini kerap mengundang seniman dari luar daerah sebagai pembanding.
“Dalam pameran ini, kami mengundang 7 seniman dari luar Pasuruan. Sebenarnya, awalnya ada 9 orang, tapi dua di antaranya mengundurkan diri,” ucap Badri.
Ia juga mengungkapkan bahwa nama Derik diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yang berarti suara gesekan papan kayu.
“Nama ini melambangkan kesepakatan untuk saling mengasah dan saling mengkritik demi mencapai sesuatu yang lebih baik,” imbuhnya.
Menurut Badri, komunitas Derik memiliki standar tinggi dalam memilih seniman yang berpartisipasi. Semua karya yang dipamerkan melalui proses seleksi ketat dan berasal dari seniman yang dianggap cukup profesional.
“Kami ada seleksi, dan pameran ini lebih bertujuan untuk pembelajaran,” ujarnya.
Lebih lanjut, seniman yang terlibat juga diminta melaporkan perkembangan karya mereka secara berkala.
“Jadi, tidak hanya direkrut lalu dibiarkan. Setelah pameran selesai, karya mereka juga akan dikompetisikan. Suasana kompetitif ini penting agar kita semua bisa maju,” pungkasnya. (zam/ian).



















