Oleh: Muhammad Imron, Rejoso
(Kabarpas.com) – APA yang tidak ada di Kabupaten Pasuruan? Semuanya komplit, termasuk ketika Anda berkunjung ke Desa Kawisrejo, Kecamatan Rejoso. Di tempat ini, sebagian besar warga terlihat sibuk dengan bebek, binatang yang terkenal dengan penghasil telur asin.
Mungkin bila dibanding dengan Desa Keboncandi, Sidoarjo, kampung ini masih terbilang rintisan. Akan tetapi, semangat dan keinginan kuat warganyalah yang akan menjadikan Desa Kawisrejo sebagai “Kampungnya Bebek” yang ada di Kabupaten Pasuruan.
Sesuai dengan sebutannya, sebagian besar warga di sana selalu sibuk dengan kerumunan bebek. Mereka selalu sibuk mengumpulkan telur-telur bebek yang bertebaran di sudut-sudut kandang, memberi makan sampai membersihkan kandang, hingga sibuk membersihkan telur dan memilahnya.
Mungkin jarang orang yang tahu tentang keberadaan kampung bebek yang berada di desa ini. Tapi bagi sebagian besar masyarakat Rejoso, Grati, Nguling, dan Kota Pasuruan, Kampung bebek sendiri merupakan sentra ekonomi berupa kampung penghasil telur asin dengan kualitas jempol.
Salah satu kelompok pengembangan bebek di sana, yakni Kelompok Bina Citra Bersaudara, tahun 2014 ini baru saja meraih Juara II Lomba Peningkatan Prestasi Kelompok Tani Komoditi Itik se-Jawa Timur. Dari mereka lah, impian warga untuk tempat mereka menjadi Kampung Bebek akan menjadi kenyataan.
“Kalau saja semua warga di sini benar-benar melihat potensi ini, maka senang sekali bisa menjadi bagian Kabupaten Pasuruan yang terkenal dengan bebek dan telur asinnya,” ujar Adon Andrianto (34), Ketua Kelompok Bina Citra Bersaudara, kepada Kabarpas.com saat ditemui di rumahnya, Minggu siang, (02/11/2014).
Adon sendiri saat ini sudah memiliki kurang lebih 1000 bebek, terdiri dari 500 ekor bebek bertelor dan 500 masih dalam tahap pembesaran. Sedangkan milik anggotanya yang berjumlah 23 orang, total bebek yang dikembangkan sudah mencapai 10.060 ekor. Banyaknya bebek yang telah ada dan dikembang biakkan di sana adalah sebuah perjuangan, karena awalnya hanya berjumlah 1800 ekor saja.
“Awalnya hanya sedikit, tapi lama-kelamaan kami merasa bahwa bebek ini memberikan kontribusi bagi kami warga desa. Maka dari itu, dengan memperhatikan pakan dan kebersihan, maka kami bertekad untuk mengembangkan lebih besar lagi, dan ternyata berhasil,” akunya.
Bebek yang diternak di Desa Kawisrejo adalah bebek jawa lokal, di mana dalam kurun waktu setahun, rata-rata telur yang dihasilkan antara 260-275 buah/ekor. Apabila dikalikan dengan jumlah bebek yang ada, maka kelompok ini bisa memproduksi sebanyak 2.766.500 telur dalam 1 tahun.
Untuk pemasarannya, kelompok ini menjualnya di sekitar wilayah Grati, Nguling, Rejoso dan Kota Pasuruan. Satu telur dijual dengan harga Rp 2200 untuk yang sudah matang, sedangkan yang masih mentah hanya Rp 1600 saja. Telur yang diproduksi untuk beberapa waktu ke depan masih dialokasikan untuk masyarakat Pasuruan saja. Kata Adon, permintaan telur asin di Pasuruan sangat tinggi, bahkan hampir membuat kelompoknya kewalahan.
“Dulu pernah beberapa kali kita kirim ke daerah Malang tapi tidak kami lanjutkan, karena kebutuhan di daerah sendiri sangat tinggi,” jelas Adon sembari memberi makan bebek miliknya yang berada di belakang tempat tinggalnya. (***/uje).
