Oleh: Edvan M Kautsar (Motivator Muda Indonesia/Peraih Penghargaan The Youngest Motivator of ASIA).
Jakarta, Kabarpas.com – Dikisahkan, dua orang laki-laki bersaudara bekerja pada sebuah pabrik kecap dan sama-sama tekun belajar Islam. Keduanya pun sama-sama mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari semaksimal mungkin. Mereka juga acap kali harus berjalan kaki untuk sampai ke rumah guru pengajiannya, yang jaraknya kurang lebih sekitar 10 km dari rumah peninggalan orangtua mereka.
Suatu ketika sang kakak berdoa memohon rizki untuk membeli sebuah mobil supaya dapat dipergunakan untuk sarana angkutan dia dan adiknya berangkat ke tempat pengajian tersebut. Allah pun mengabulkannya, tak lama kemudian sebuah mobil dapat ia miliki dikarenakan mendapatkan bonus dari perusahaan tempatnya bekerja.
Lalu sang kakak berdoa memohon seorang istri yang sempurna, Allah kembali mengabulkannya, tak lama kemudian sang kakak bersanding dengan seorang gadis yang cantik serta baik akhlaknya.
Kemudian berturut-turut sang kakak berdoa memohon kepada Allah supaya diberi sebuah rumah yang nyaman, pekerjaan yang layak. Dengan itikad supaya dirinya bisa lebih ringan dalam mendekatkan diri kepada Allah. Dan Allah selalu mengabulkan semua doanya itu.
Sementara itu, sang adik tidak ada perubahan sama sekali, hidupnya tetap sederhana, tinggal di rumah peninggalan orang tuanya yang dulu dia tempati bersama dengan kakaknya tersebut. Namun, karena kakaknya sangat sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak lagi bisa mengikuti pengajian, maka sang adik sering kali harus berjalan kaki untuk berangkat mengaji ke rumah gurunya.
Suatu saat sang kakak merenungkan dan membandingkan perjalanan hidupnya dengan perjalanan hidup adiknya. Dia teringat bahwa adiknya selalu membaca selembar kertas saat dia berdoa, menandakan adiknya tidak pernah hafal bacaan untuk berdoa. Lalu datanglah ia kepada adiknya untuk menasihati adiknya supaya selalu berdoa kepada Allah dan berupaya untuk membersihkan hatinya, karena dia merasa adiknya masih berhati kotor sehingga doa-doanya tiada dikabulkan oleh Allah azza wa jalla.
Sang adik pun terenyuh dan merasa sangat bersyukur sekali mempunyai kakak yang begitu menyayangi dan memperhatikannya. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada kakaknya atas nasihat itu.
Suatu saat sang adik meninggal dunia, sang kakak merasa sedih karena sampai adiknya meninggal itu tidak ada perubahan pada nasibnya. Sehingga dia merasa yakin kalau adiknya itu meninggal dunia dalam keadaan hatinya masih kotor, lantaran doanya tak pernah ada yang terkabul.
Sang kakak membereskan rumah peninggalan orang tuanya sesuai dengan amanah adiknya untuk dijadikan sebuah masjid. Tiba-tiba matanya tertuju pada selembar kertas yang terlipat dalam sajadah yang biasa dipakai oleh adiknya itu. Sementara dalam lembaran kertas itu berisi tulisan doa, diantaranya Al-fatehah, Shalawat, doa untuk guru mereka, doa selamat dan ada kalimah di akhir doanya.
“Ya, Allah. tiada sesuatupun yang luput dari pengetahuan-Mu, Ampunilah aku dan kakakku, kabulkanlah segala doa kakakku, bersihkanlah hatiku dan berikanlah kemuliaan hidup untuk kakakku di dunia dan akhirat,”
Sang Kakak berlinang air mata dan haru biru memenuhi dadanya, tak disangka ternyata adiknya tak pernah sekalipun berdoa untuk memenuhi nafsu duniawinya.
(Alhamdulillahirabbil’alamin, sampai di sini ceritanya.. Sekarang kita ambil hikmahnya…)
Mungkin ada diantara kita yang berlinang air mata membaca kisah ini, jadi kalau kamu berlinang air mata, segeralah minta ampun kepada Allah, bisa jadi selama ini kita sering bersu’udzon (buruk sangka.red) sama orang lain. Padahal bisa jadi orang itu, sebenarnya berniat baik sama kita.
Terakhir saya akan mengutip sebuah pepatah “Ketika kamu bertemu dengan seseorang, maka anggaplah itu sebagai pertemuan suci, apabila kamu menilai orang itu, maka saat itu juga kamu sedang menilai dirimu sendiri.” (***).
_________________________________________________________________________
*Rubrik motivasi kehidupan ini kerjasama antara Kabarpas.com (PT Media Masyah Publika), dengan Kautsar Management yang berkantor di Jakarta.