Oleh: Maulin Nuriyah
Hujan dengan nyaman berjam-jam memeluk aspal
bersekutu dengan gigil yang mengekspansi dengan arogan
mungkin ia, sedang menutup tangis seseorang di persimpangan jalan
tiba-tiba aku butuh kopi yang hangatnya menjalar
dari telapak tangan ke bibir yang bergetar
tiba-tiba aku memesannya
yang pekat tanpa gula
di kedai lama, terakhir kali bersamamu
aku menginjaknya
mungkin, sepuluh tahun lalu
tiba-tiba aku melihatmu
di antara meja-meja nihil
di antara suara hujan
dan lonceng pintu yang gemerincing
sayu matamu sedetik bertemu
dengan mataku yang entah
sungguh tak kuasa, menyerah
beberapa menit setelahnya menjadi tak penting
karena bergelayut tangan berkuteks merah jambu
di lenganmu yang dulu pernah ku rengkuh
ah mungkin, hujan kali ini juga menungguku
menyamarkan air mata yang nekat ingin membuat jejak di wajah
Pasuruan, 20 Juni 2025.
___________________________________________
*Maulin Nuriyah atau yang biasa lebih akrab dipanggil Ulin adalah perempuan kelahiran Pasuruan Jawa Timur. Ia menyukai dunia tulis menulis sejak remaja. Beberapa karyanya pernah menjadi bagian dari buku antologi puisi di berbagai komunitas puisi. Buku solo pertamanya berjudul “Sehimpun Puisi Tentang Perempuan” lahir dari sebuah event menulis. Karya-karyanya yang lain bisa dinikmati di akun Instagram dengan nama pengguna @ulin_nury.