Penulis : Faishal Firdaus
Kabarpas.com – TIDAK dipungkiri dinamika terorisme dan radikalisme di indonesia selalu mengalami perubahanyang dinamis baik dalam bentuk propaganda, rekruritmen, jaringan ataupun dalam bentukmodus.terorime dan radikalisme sekarang seakan seperti tidak pernah mati, dan apa yang ada dalam dinamika terorisme bukan hanya panggung aksikekerasan, melainkan pemahaman idiologi yang mampu merubah pandangan, pola pikir masyarakat sipil yang bisa merugikan. Banyak pihak mengembangkan spekulasi secara tendensius bahwa terorisme berpangkal dari fundamentalisme dan radikalisme agama, terutama Islam. Tak heran jika kemudian Islamseringkali dijadikan ‘kambing hitam’ dalam kontek terorisme
sekarang ini fenomena radikalisme menjalar di mana-mana, baik sosial media ,sekolah, bahkan Masjid sebagai objek dari radikalisme. semua mereka yang radikal belum tentu berani melakun aksi terorisme, akan tetapi hal seperti itu bisa di katakan radikal gagasan, yaitu secara gagasan radikal akan tetapi belum berani melakukan tindakan terorisme, dalam aksi mereka lebih sering mengatakan istilah jihad,Syariat Islam & negara islam. tapi kita semua harus membuka mata, yang pasti semua teroris pasti radikal sebab teroris mau melakukan tindakan aksi teror didalam dirinya terdapat pola pikir yang radikal. kalau model ini dikatakan radikal teroris. adapun yang di maksut kelompok radikal adalah kelompok yang mempunyai keyakinan idiologis yang tinggi & fanatik yang mereka berjuang bertujuan mengantikan tataran nilai dan sisitim yang ada dalam suatu negara. ajaran radikalisme sekarang ini marak disekitar kita, ajaran ini menyebar di sosial media Hoak, sekolah, melalui dakwah, bahkan menyebar di pendidikan Umum seperti SMA & Universitas di lakukan secara terbuka dan sistematis.
Penelitian yang dilakukan “Center for study of religion and culture” CSRC UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tren paham Radikalisme menggunakan masjid sebagai media penyebaran & ditambah lagi survei LSI bahwa dari separuh masjid di Jabodetabek pernah melakukan tindakan radikal 51%,sementara 21% besedia melakukanya dan sisanya 28% mengatakan tidak pernah. ditambah lagi, survai lembaga kajian islam & perdamaian, dari 933 siswa sekolah SMP & SMA,sekitar 48.9% setuju aksi-aksi kekerasan berbau agama.hal seperti buar renungan kita semua, semoga keluarga kita dan temen-temen kita terhindar dari radikalisme dan terorisme……….tips sederhana menghindari terorime dan radikalisme
1. internet sehat
2.back to pancasila
3.belajar sama guru yang mengajarkan perdamaian.