Probolinggo (Kabarpas.com) – Penanganan pengobatan Antiretrovirus (ARV) bagi penderita HIV/AIDS sudah disentralisasi. Saat ini bisa dilakukan di beberapa Puskesmas yang ada di Kabupaten Probolinggo.
“Untuk pelayanan obat ARV, saat ini tidak hanya dilakukan di rumah sakit, tetapi juga bisa dilakukan di Puskesmas yang sudah CST (Care, Support and Treatment). Di Puskemas tersebut dokter, perawat, petugas farmasi dan bidannya sudah dilatih CST. Di samping itu juga harus ada SIHA (Sistem Informasi HIV/AIDS),” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo dr Shodiq Tjahjono melalui Kasi Pengendalian Penyakit Wiwik Yuliati. Sabtu, (06/02/2016).
Dijelaskan, di Kabupaten Probolinggo saat ini sudah ada 17 layanan Voluntary, Counseling and Testing (VCT) bagi para penderita HIV/AIDS. Yakni meliputi di RSUD Waluyo Jati Kraksaan, dan RSUD Tongas. Serta terdapat di 15 Puskesmas di wilayah kabupaten setempat.
“Di klinik VCT masyarakat secara sukarela bisa datang untuk konsultasi. Sementara Klinik PICT (Provider Initiative Counseling and Testing), untuk melayani ODHA yang sudah diperiksa HIV/AIDS. Dengan kata lain sudah ada gejala dan tanda-tandanya,” terangnya.
Wiwik menambahkan, pada tahun ini ada dua rumah sakit dan tiga Puskesmas yang memiliki Klinik VCT akan dinaikkan kelas pelayanannya menjadi CST. Yakni, RSUD Waluyo Jati Kraksaan, RSUD Tongas, Puskesmas Maron, Puskesmas Paiton, dan Puskesmas Leces. “Sehingga nantinya ada 5 pelayanan CST bagi penderita HIV/AIDS,” katanya.
Selain itu, Wiwik juga mengatakan, penderita HIV/AIDS di Kabupaten Probolinggo secara komulatif dari tahun 2000 hingga Desember 2015 lalu ialah mencapai 1.089 penderita.
“Dari total 1.089 penderita terdapat 320 orang, tercatat sudah meninggal dunia karena virus tersebut. Sehingga jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Probolinggo yang masih hidup mencapai 769 orang,” pungkasnya. (dzi/tin).