Oleh: Gus Haidar Hafeez
KABARPAS.COM – PURNAMA bersinar terang menyinari jalan kiri kanan berpagar luntas serta barongan bambu ori yang tersebar pada sudut sudut petak petak tanah tegalan milik warga desa Ngembeh. Memainkain musik gesek, saat angin berhembus agak kencang di musim jamur barat. Jamur yang biasa tumbuh di bawah rerimbunan barongan bambu ori. Jamur yang bila di pepes bumbu pedas. Gurih lezatnya tak tertandingi sate komo, sate kambing muda apalagi sate ayam cak Kemang depan klenteng Cina tak jauh dari warung babi guling. Bahkan sayup sayup kabar angin aku dengar kabar dari bibir penghuni pecinan. Kabar kelezatan babi guling dengan kriuk kulitnya masih tak menandingi lezat jamur angin. Jamur yang tercipta dari angin berbisik pada carang bambu kering yang di makan rayap dan telah menjadi tai. Dari kedalaman humus tanah negeri gemb ripah loh jinawi. Negeri mukjizat sebagaimna kata tafsir aljawahiru fi ilmil Qur’an.
mbah Bib dan Mbah Sobih berjabatan tangan saat turun dari kendaraan yang bertemu di ujung desa tempat guru keduanya berad. Keduanya hendak sowan ke Mbah Romly dan keduanya di sertai beberapa santri. Satu dari santri menyaksikan peristiwa aneh. Tina tiba saat melewati makam mbah Romli Tamim mbah romly dan banyak hal.yamh di bicarakan antara mbah Bib dan mbah Romli. Salah satu santri kiyai Sobih dan kiyai Sobih melihat dengan jelas perjumpaan mbah Bib dan mbah Romly.
Setelah ngobrol sambil berdiri lumayan lama mbah Romli bertanya pada mbah Bib. Bib setelah ini mau kemana. Tanya mbah Romli kepada mbah Bib. Mau sowan Yaitain. Oh iya kalau begitu langsung kesana. Lalu semua yang kelihatan Mbah Romli bersalaman sekalian pamit menuju Yaitain. Sesampai di rumah Yaitain. Mbah Sobih di kagetkan dengan foto yang terpasang di dinding ruang tamu rumah Yaitain. Mbah Bb itu foto mbah Romli. Tanya mbah Sobih kepada mbah Romli sambil menunjuk pakai jempol kanan. Benar kata mbah Bib singkat. Yang tadi bercengkerama dengan panjenengan itu siapa. Mbah Romli. Jawab mbah Bib singkat. Mbah Sobih menyesal tidak tanya kepada mbah Bib. Dari awal bertemu di utara makam dikiranya santri sepuh. Santri tua yang banyak dijumpai menghuni pondok yang didirikan mbah Romli.
Muka mbah Sobih merah padam menyesal tidak tanya kepada mbah Bib. Sebab memang sedari awal di kira oleh Mbah Sobih. Adalah santri sepuh yang tinggal di pondok. Santri gelandangan yang tidak ingin pulang kecuali kerahmatulh. Santri tua yang telah memilih jalan hidup madeg mandito. Meninggalkan kejayaan dan kemewahan duniawi demi indah dan bahagianya kehidupan aherat. Mati menghembuskan nafas terahir di pondok. Jalan menunaikan kesempurnaan santri santri tuaenemui Al mimitu.
Arrumuz 21725. (***).



















