Menu

Mode Gelap
Wujudkan Mimpi Pebasket Muda Jatim, MPM Honda Jatim Gelar Honda DBL 2023 East Java Series Dukungan Mas Dion Maju Cabup Pasuruan 2024 Kian Masif

Cerpen · 12 Agu 2024

Yai Sobir


Yai Sobir Perbesar

Oleh: Haidar Hafeez

 

KABARPAS.COM – HUJAN membasahi Natar Lampung Selatan tenda persiapan tujuh hari yai Dola basah bersama rumput dan daun pule di halaman rumah besar bersebelahan dengan pondokan santri. Siang yang gerah mendadak sejuk menyambut malam tujuh hari kiyai Dola. Yai Sobir Jatikalen adik ipar yai Dola sambil nyeruput kopi cap truk gandeng bercerita tentang Mbah Nur. Suatu ketika pagi pagi usai subuh mbah ibu Jah Romli Njoso memberi mbah Nur yang saat itu nyantri di Njoso. Nur ini oleh oleh yai Romli. Roti maryam masih hangat.

Beberapa tahun kemudian nur pergi haji pagi pagi usai subuhan melewati pasar seng dan benar roti maryam hangat selalu ada saat setelah subuh. Teringat beberapa tahun silam akan pemberian mbah ibu Jah Romly Njoso. Sepulang haji mbah Nur hendak menceritakan itu semua dan mbah ibu Jah Romly berseloroh. Bagaimana Nur. Roti maryam hangat setelah subuh. Mbah Romli hampir setiap malam di sana. Dan sepulangnya membawakan kesukaanku yaitu roti yang aku berikan kekamu agar menjadi doa bisa menyempurnakan rukun agama.

Monggo di minum. Yai Sobir mempersilahkan kopi kepada tamu yang sore itu pada datang takziah. Semua keheranan dengan cerita yai Sobir yang rowinya berasal dari ayahnya sendiri yaitu mbah yai Nur. Bahkan tidak sampai di situ. Yai Sobir juga menceritakan karamah mbah Romli Njoso rowinya dari ibu mertuanya sendiri. Bila sering kali bunda Faiza di suruh memasak nasi hanya satu dandang sedang untuk menjamu tamu satu bus. Faiza. Mbah yai Romly memanggil Faizah yang tak lain adalah keponakan sendiri. Faizah mendatangi panggilan mbah yai Romli. Masak nasi seperti biasa. Jangan lupa setelah matang taruh dandang di atas meja. Faizah seperti kebanyakan santri hanya samikna wa atakna. Hanya mengangguk.

Setelah masak kita kira setelah tidak seberapa panas. Lalu nasi sedandang sedang itu di taruhlah di atas meja makan. Dan Faizah memberi tahu pada mbah ibu Jah Romli bila nasinya sudah siap. Mbah ibu Jah memberi tahu suaminya. Dan lalu mbah yai Romli keluar dari kamar sambil membawa sorban. Dandang sedang berisi nasi baru masak di buka sebentar lalu di tutup kembali dengan sorban yang di bawa mbah yai Romli. Entah apa yang di baca lalu di buka kembali namun hanya separuh. Separuh sorban masih menutupi dandang. Satu satu mbah yai Romli mengambil nasi sepring dua piring hingga tamu se bis itu pada kebagian. Sudah ini di taruh di tempatnya Faizah. Mbah yai Romli meninggalkan ruang makan itu lalu menuju ruang tamu dimana para tamu sedang menunggu di persilahkan makan oleh mbah yai Romli.

Ini bukan pertama kali Faizah tahu kejadian aneh ini. Namun setiap selesai beres beres hati Faizah selalu bertanya pada dirinya sendiri. Kok bisa ya. Nasi sedandang sedang yang harusnya cukup orang sepuluh. Ini malah orang cukup untuk orang enampuluh. Dan anehnya lagi di dandang seperti baru diambil lima piring, masih sisa separuh. Ini aneh. Ini karomah kewalian mbah yai Romli. Dan aku menyaksikannya sering kali dan berkali kali. Kata Faizah saat sedang makan bersama di rumah kesepuhan. (Arrumuz 5824).

Artikel ini telah dibaca 99 kali

Baca Lainnya

Jangan ‘dikacangin’: FAO Ajak Masyarakat Konsumsi Kacang-kacangan Lokal

11 Februari 2025 - 07:49

LaNyalla: Ekonomi Kerakyatan Bukan Sebatas Usaha Mikro dan PKL

11 Februari 2025 - 05:41

Antusiasme Tinggi Sambut Honda CUV e dan ICON e di Regional Public Launching

10 Februari 2025 - 22:57

Peran Strategis Pemda dalam Tata Kelola dan Distribusi LPG 3 Kg yang Efektif

10 Februari 2025 - 15:58

Pipin Fajar Yunianto Nahkodai IMI Kabupaten Probolinggo, Ini Target Terdekatnya

10 Februari 2025 - 14:41

Makna Doa

10 Februari 2025 - 11:09

Trending di Kabar Terkini