Bugul Kidul (Kabarpas.com) – Warga yang melintas di sepanjang Jalur Lingkar Selatan (JLS), mengeluhkan dengan banyaknya debu berterbangan akibat proyek perbaikan JLS yang saat ini masih berlangsung.
“Semenjak adanya perbaikan jalan ini, menyebabkan banyaknya debu berterbangan. Menurut saya seharusnya minimal sejam sekali pihak pelaksana proyek menyiram jalan yang sedang diperbaiki ini atau sebaikanya perbaikan jalan dilakukan pada malam hari supaya tidak menganggu aktivitas warga,” ujar Sibly, warga Kelurahan Bakalan, Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan, kepada Kabarpas.com, Selasa (07/10/2014).
Sibly menambahkan, debu yang berterbangan saat kendaraan melintas itu masuk rumah sehingga warga harus sering membersihkannya. Selain itu, aktifitas kendaraan yang ramai juga memicu terjadinya kemacetan.
Sementara itu, pelaksana perbaikan jalan, Welly Haryanto mengatakan, pihaknya telah berupaya melakukan perbaikan jalan secepat mungkin. Menurutnya, perbaikan memakan waktu lama karena harus dilakukan rekonstruksi, yakni menganti material landasan aspal yang sudah rusak dengan yang baru. Setelah itu baru dilakukan pengaspalan hotmic.
“Pengerjaan perbaikan ini sebenarnya sudah dilakukan sejak Mei lalu. Hanya saja terpotong waktu lebaran dan baru bisa dikerjakan lagi saat ini,” kata Welly Hartanto kepada Kabarpas.com, saat ditemui di lokasi.
Lebih lanjut ia mengatakan, kalau perbaikan JLS ini akan dilakukan mulai jl. Hos Cokroaminoto atau depan Mapolsek Bugulkidul hingga pusat mebel Kelurahan Bukir, Kecamatan Gadingrejo. Perbaikan jalan sepanjang 5.3 kilometer tersebut, diperkirakan akan selesai pada Desember 2014 mendatang.
Sementara itu, soal keluhan warga mengenai debu, ia mengatakan, kalau pihaknya sudah melakukan penyiraman di lokasi perbaikan. “Kami sudah mengantisipasinya dengan melakukan penyiraman menggunakan truk di lokasi perbaikan jalan,” imbuhnya.
Sekedar untuk diketahui, bahwa selama ini, Jalur Lingkar Selatan menjadi jalan utama bagi kendaraan bertonase besar dan bus antar kota dari arah Probolinggo menuju Malang maupun Surabaya. Namun, akibat perbaikan jalan, polisi akhirnya memberlakukan contraflow sehingga arus pun menjadi padat merayap terutama pada pagi dan sore hari. (ajo/uje).