Menu

Mode Gelap
Wujudkan Mimpi Pebasket Muda Jatim, MPM Honda Jatim Gelar Honda DBL 2023 East Java Series Dukungan Mas Dion Maju Cabup Pasuruan 2024 Kian Masif

KABAR NUSANTARA · 5 Des 2024

Viral Gus Miftah Olok-olok Penjual Es Teh, ADDAI Desak Pemerintah Sertifikasi Dai


Viral Gus Miftah Olok-olok Penjual Es Teh, ADDAI Desak Pemerintah Sertifikasi Dai Perbesar

Jakarta, Kabarpas.com – Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, Miftah Maulana Habiburrahman atau akrab yang populer dikenal Gus Miftah menuai kritik publik. Pasalnya, dalam sebuah video yang beredar luas di medsos, Gus Miftah tampak menghina pedagang es teh yang sedang berjualan di antara para penonton dalam sebuah acara pengajian.

Insiden itu terjadi ketika Miftah mengisi pengajian dalam rangka “Magelang Bersholawat” di Lapangan Drh. Soepardi, Mungkid, Kabupaten Magelang, pada Rabu (20/11/2024).

Tak hanya itu, perilaku ini juga menuai kritik dari berbagai pihak karena dinilai kurang baik dalam segi dakwah maupun adab, salah satunya dari Asosiasi Dai dan Daiyah Indonesia (ADDAI) yang turut memberikan tanggapannya terhadap insiden tersebut.

Menurut Ketua Umum ADDAI, Assoc. Prof. KH Dr. Moch Syarif Hidayatullah, peristiwa ini menjadi pelajaran penting bagi para dai dan penceramah untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan dakwah, terutama di hadapan jamaah yang luas.

“Seorang dai itu harus menjadi teladan, bukan hanya dari materi yang disampaikan, tetapi juga dari akhlak dan adab yang ditunjukkan. Dakwah bukan hanya soal lisan, tetapi juga perilaku yang mencerminkan pesan dakwah itu sendiri,” jelas Kiai Moch Syarif Hidayatullah.

Ketua Umum ADDAI juga menyoroti pentingnya standarisasi dan sertifikasi dai untuk memastikan kualitas dan kompetensi para penceramah. Dr. Moch Syarif Hidayatullah menjelaskan bahwa ADDAI telah melaksanakan sertifikasi dai dalam beberapa angkatan, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga menggelar kegiatan serupa dalam bentuk standarisasi dai.

“Masalah yang sering kami temui adalah banyak dai yang tidak memenuhi standar kompetensi, seperti kemampuan membaca Al-Qur’an dengan tajwid yang benar atau mengutip hadis dengan tepat. Bahkan ada yang menyampaikan dakwah tanpa mengutip ayat Al-Qur’an atau hadis sama sekali. Ini menjadi perhatian serius bagi kami,” tegasnya.

Lebih jauh, Dr. Moch Syarif Hidayatullah mengingatkan bahwa dakwah sejatinya bertujuan untuk mencerdaskan, mencerahkan, dan memberikan manfaat kepada masyarakat. Dakwah yang disampaikan dengan cara mencela, menghina, atau melontarkan kata-kata kasar justru merusak esensi dakwah itu sendiri.

ADDAI berharap insiden ini dapat menjadi refleksi bagi seluruh dai di Indonesia untuk terus memperbaiki kualitas dakwah, baik dari segi materi, cara penyampaian, maupun adab. Standar kompetensi dan sertifikasi dai perlu terus digalakkan agar masyarakat mendapatkan dakwah yang benar-benar membawa kebaikan dan manfaat. (***/hib).

Artikel ini telah dibaca 222 kali

Baca Lainnya

KAI Daop 8 Surabaya Hadirkan KA Tambahan Selama November 2025, Perjalanan Semakin Fleksibel dan Nyaman

9 November 2025 - 20:59

Weekend Seru Bersama New Honda ADV160, Lady Bikers Jelajahi Heritage Kota Surabaya

9 November 2025 - 12:17

Sekda Jupriono Paparkan Deretan Agenda Akhir Tahun Jember di Pro Gus’e Update

9 November 2025 - 09:57

Data Calon Penerima Beasiswa Cinta Bergema Dibuka ke Publik, Pemkab Jember Ajak Warga Ikut Mengawasi

9 November 2025 - 09:55

Kembali Terpilih, Tri Basuki Siap Kibarkan Prestasi KORMI Jember Lebih Tinggi

8 November 2025 - 15:58

Kesiapan Venue Jadi Kunci, Jember Kalahkan Daerah Lain untuk Tuan Rumah FORPROV 2026

8 November 2025 - 15:32

Trending di KABAR NUSANTARA