Menu

Mode Gelap
Wujudkan Mimpi Pebasket Muda Jatim, MPM Honda Jatim Gelar Honda DBL 2023 East Java Series Dukungan Mas Dion Maju Cabup Pasuruan 2024 Kian Masif

Kabar Kampus · 15 Des 2024

UMKM Terjepit Pajak: Peluang atau Ancaman di Tengah Pemulihan Ekonomi?


UMKM Terjepit Pajak: Peluang atau Ancaman di Tengah Pemulihan Ekonomi? Perbesar

Oleh: Putri Abiya*

 

KABARPAS.COM – PEMULIHAN ekonomi pasca pandemi menjadi tantangan besar bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia. Sektor ini, yang disebut sebagai tulang punggung ekonomi nasional, masih menghadapi tekanan berat di tengah inflasi, ketidakpastian pasar, dan persaingan usaha yang semakin ketat. Salah satu isu yang kembali menjadi perbincangan adalah kebijakan pajak UMKM yang dianggap bisa menjadi pedang bermata dua: mendukung pemulihan atau justru menambah beban.

 

Pajak UMKM: Kebijakan Progresif atau Tekanan Tambahan?

Pemerintah telah menetapkan tarif pajak final 0,5% bagi UMKM dengan omzet di bawah Rp4,8 miliar per tahun melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2018. Kebijakan ini dipuji sebagai langkah progresif untuk memberikan ruang bagi pelaku UMKM agar tetap mampu berkontribusi terhadap pendapatan negara tanpa terlalu terbebani. Namun, di sisi lain, pelaku UMKM mengungkapkan bahwa situasi saat ini berbeda. Bagi mereka, 0,5% terasa cukup besar, terutama karena sebagian besar keuntungan digunakan untuk memutar modal usaha atau menghadapi kenaikan biaya produksi. “Setelah pandemi, daya beli konsumen belum sepenuhnya pulih, sementara biaya bahan baku terus naik. Pajak, meski kecil, tetap menjadi beban tambahan,” ujar Siti, pemilik usaha makanan ringan di Bekasi.

Pemerintah Berusaha Hadir dengan Solusi

Sebagai respons atas keluhan ini, pemerintah telah meluncurkan berbagai program, seperti insentif pajak untuk sektor tertentu dan pelatihan literasi keuangan. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati beberapa waktu lalu menekankan pentingnya inklusi keuangan dan kebijakan fiskal yang berpihak kepada UMKM agar mereka dapat tumbuh lebih cepat. Namun, efektivitas langkah ini masih dipertanyakan. Banyak pelaku UMKM mengaku belum merasakan dampak langsung dari kebijakan tersebut.

Pajak UMKM bisa menjadi dukungan yang mendorong pertumbuhan ekonomi atau beban yang memperlambat pemulihan, tergantung pada bagaimana kebijakan ini diterapkan dan dirasakan oleh pelaku usaha. Dialog yang intensif antara pemerintah, pengusaha kecil, dan para pemangku kepentingan lainnya sangat penting untuk menciptakan ekosistem usaha yang lebih inklusif dan berkelanjutan. (***).

_____________________________________________

*Putri Abiya adalah mahasiswi jurusan ilmu administrasi fiskal Universitas Indonesia (UI).

Artikel ini telah dibaca 49 kali

Baca Lainnya

Revania Putri Agustin, Dari Duta Safety Riding SMK Kini Raih Juara Nasional

26 Juni 2025 - 09:48

Terungkap Fakta Baru, Kasus Pembunuhan Wanita Bugil di Grati Pasuruan

25 Juni 2025 - 13:40

Bupati Fawait Minta Diskominfo Jember Optimalkan Saluran Informasi PPID

25 Juni 2025 - 10:08

Upaya Bupati Fawait Tingkatan PAD Jember Tanpa Naikkan Pajak

25 Juni 2025 - 10:02

Musim Liburan Tiba, Jasa Sewa Alat Camping Meningkat Pesat

25 Juni 2025 - 08:25

Dahsyat Spektakuler Hadir di Mojokerto: Dua Hari Non Stop Hiburan bersama Armada hingga Cantika Davinca 

25 Juni 2025 - 08:19

Trending di Entertainment