Pasuruan, Kabarpas.com – Lagi-lagi Taman Safari Prigen membuktikan keberhasilan pengembangbiakkan (breeding) seiring dengan kelahiran dari satwa-satwa eksotis asal benua Afrika. Mereka adalah tiga bayi singa (Panthera Leo) dan satu bayi jerapah (Giraffa Camelopardalis).
General Manager Taman Safari Prigen, Diaz Yonadie, mengatakan kelahiran 4 ekor satwa eksotis ini diawali dengan kelahiran dari tiga bayi singa pada 10 Juni 2020 yang diberi nama Abra, Caga dan Ahmad.
“Sedangkan jerapah lahir pada 5 Agustus 2020 dan diberi nama Corona, mengingat saat ini masih dalam masa pandemi,” kata Diaz Yonadie kepada Kabarpas.com.
Sementara itu, Dokter Hewan Taman Safari Prigen, drh Nanang Tedjo Laksono menceritakan bagaimana proses kelahiran keempat satwa tersebut. Prosesnya ditangani secara langsung oleh tim medis maupun keeper (perawat satwa).
“Bayi singa Abra, Caga dan Ahmad lahir dari indukan jantan bernama Frans dan betina Fina. Sedangkan bayi jerapah bernama Corona lahir dari pejantan Dhafi dan Niken,” ujar drh Nanang Tedjo Laksono.
Sebagai informasi, singa betina dikatakan dewasa pada usia 3-4 tahun, sedangkan jantan di usia 4-5 tahun. Masa kebuntingan singa sekitar 105-114 hari atau setara 3,5 bulan. Induk singa akan mencari tempat yang aman dan nyaman untuk proses melahirkan dengan jumlah anak rata-rata berkisar 2-6 ekor.
“Menurut data, International Union for Conservation of Nature (IUCN) status satwa singa adalah Vulnerable (rentan).
Sementara dalam data Convention on International Trade in Endangered Species (CITES), singa termasuk satwa appendix I yang artinya tidak boleh diperdagangkan,” terang drh Nanang Tedjo Laksono, Dokter Hewan Taman Safari Prigen.
Sedangkan untuk satwa jerapah baik jantan maupun betina akan memaasuki masa dewasa secara seksual pada usia 3-4 tahun. Perkawinan jerapah terjadi sepanjang tahun, terutama pada musim penghujan.
Masa kebuntingan selama 14 bulan. Betina biasanya akan hamil pada pertama kalinya pada usia 4 tahun. Jerapah betina melahirkan dalam posisi berdiri.
“Jerapah adalah hewan yang tidak territorial dan hewan sosial, membentuk suatu kawanan dengan anggota yang tidak tetap. Betina cenderung berasosiasi dengan jerapah yang lain terutama saat punya anak. Jantan biasanya meninggalkan induknya pada usia 3 tahun,” tutur drh Nanang Tedjo Laksono.
Meski kondisi saat ini tengah sulit akibat pandemik Covid-19, Taman Safari Prigen tetap memegang komitmennya untuk merawat satwa mulai dari pemberian pakan, hingga pengobatan terutama untuk satwa-satwa yang sedang mengandung dan melahirkan.
Sebagai lembaga yang fokus pada konservasi satwa, kelahiran merupakan salah satu indikator keberhasilan dalam menyelamatkan dan mencegah satwa-satwa yang terancam punah.
Tentu saja Taman Safari Prigen tidak bisa bergerak sendiri untuk menyelamatkan satwa-satwa yang terancam punah.
Anda bisa ikut berkontribusi dan ambil bagian dalam program #akucintasatwa dengan menyumbang segala macam bentuk pakan satwa atau berupa dana, yang bisa ditransfer ke nomor rekening 6801777811 (rekening BCA atas nama PT Taman Safari Indonesia).
Apapun dukungan Anda sangat berarti bagi keberlangsungan satwa-satwa di Taman Safari Prigen. Jadi tetap dukung terus Taman Safari Prigen, demi menyelamatkan satwa-satwa yang terancam punah! (***/tin).