Purwosari (Kabarpas.com) – Untuk menghadapi pemberlakuan ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada tahun depan. Saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, telah mempersiapkan seluruh siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) baik negeri maupun swasta di seluruh Indonesia untuk menghadapi persaingan pasar global tersebut.
Hal itu disampaikan, Direktur Pembinaan SMK, Direktorak Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Mustaghfirin Amin, saat menghadiri penyerahan bantuan laboratorium di SMK Darul Taqwa, Desa Sengonagung, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Sabtu (18/10/2014).
“Sekarang kami sedang menyiapkan sertifikasi bagi lulusan SMK baik negeri maupun swasta, yaitu contohnya, SMK jurusan Teknik Mesin akan disertifikasi oleh salah satu perusahan dealer motor terkenal. Sehingga nanti ketika lulus bisa bekerja di seluruh bengkel di ASEAN,” ucapnya kepada Kabarpas.com.
Mustaghfirin mengatakan, bahwa selain bekerjasama dengan pihak indsutri, pihaknya juga bekerjasama dengan Badan Nasional Sertifikasi dan Profesi (BNSP) dalam hal penyiapan tenaga kerja.
“Pada ujian Februari 2015 nanti, akan dilakukan sejalan dengan ujian juga sekaligus disertifikasi oleh BNSP,” ucapnya kepada Kabarpas.com.
Selain itu ia mengatakan, upaya lain untuk mempersiapan lulusan SMK juga dilakukan melalui pembaruan Kurikulum 2013, dan kemampuan guru dalam mengajar juga ditingkatkan, disamping juga akan meningkatkan fasilitas praktek.
Ia mengatakan, saat ini sudah banyak perusahan di luar negeri yang membutuhkan tenaga kerja dari Indonesia. “Tahun ini, 20.000 lulusan SMK Kelautan dibutuhkan di Jepang dan itu baru bisa dipenuhi Februari nanti. Artinya, tenaga kerja lulusan SMK semakin dibutuhkan,” terangnya.
Amin menambahkan, saat ini jumlah SMK, baik negeri maupun swasta di Indonesia sebanyak 11.720 SMK, sedangkan jumlah siswa SMK di Indonesia mencapai 4,4 juta siswa.
Di sisi lain, Mustaghfirin mengatakan, bahwa pihaknya akan terus berupaya untuk mengembangkan lagi SMK berbasis pesantren lainnya. Dan menurutnya, saat ini jumlahnya baru masih 942 SMK yang tersebar di Indonesia.
“Kami akan terus mengembangkan lagi SMK lainnya terutama SMK yang berbasis pesantren, di samping nantinya lulusan SMK dibekali dengan skill juga akan dibekali dengan akhlak mulia untuk bekal hidup mereka dalam bermasyarakat,” pungkasnya. (ajo/uje).