Menu

Mode Gelap
Wujudkan Mimpi Pebasket Muda Jatim, MPM Honda Jatim Gelar Honda DBL 2023 East Java Series Dukungan Mas Dion Maju Cabup Pasuruan 2024 Kian Masif

Headline News · 19 Nov 2014 19:16 WIB ·

Supiatin: Anak Saya Diancam di “DO”, Kalau Laporannya Tak Terbukti


Supiatin: Anak Saya Diancam di “DO”, Kalau Laporannya Tak Terbukti Perbesar

Purworejo (Kabarpas.com) – Supiatin (44), ibu dari salah satu siswi korban pencabulan berinisial DK menuturkan, kalau anaknya mendapat ancaman akan di DO (Drop Out) dari sekolahnya apabila laporan yang sudah dibuat ke Mapolresta Pasuruan itu, ternyata tidak terbukti sama sekali.

“Tadi sepulang dari sekolah dia (DK, salah satu siswi korban pencabulan.red) mengatakan ke saya kalau anak saya ini akan di “DO” dari sekolahnya apabila laporannya itu tak terbukti,” ucapnya kepada Kabarpas.com saat ditemui di Mapolresta Pasuruan, Rabu (19/11/2014) siang.

Supiatin sendiri mengakui, bahwa untuk membuktikan kalau memang anaknya itu menjadi korban pencabulan bukanlah hal yang gampang. Sebab kata dia, pada saat dilakukan pencabulan, putrinya dalam kondisi di hipnoterapi. “Kan namanya dihipnoti itu kan mata kita dalam kondisi gelap tak bisa melihat,” imbuhnya.

Meski demikian, dirinya tetap yakin kalau anaknya itu menjadi korban pencabulan yang dilakukan oleh ketua komite sekolahnya berinisial “BH”. Menurutnya, salah satu yang mendasari dirinya yakin itu ialah dikarenakan seusai mengikuti kegiatan hipnoterapi di sekolahnya, pada Senin (17/11/2014). Ternyata, banyak terjadi perubahan pada diri anaknya tersebut.

“Kemarin sewaktu pulang dari kegiatan itu (hipnoterapi.red) nafsu makan anak saya ini menjadi berkurang. Bahkan dia justru lebih banyak tidur di dalam kamar,” ucap Supiatin saat mendampingi putrinya diperiksa di Mapolresta Pasuruan.

Sementara itu, dari pantauan Kabarpas.com, empat dari sembilan orang siswi yang menjadi korban pencabulan itu, Rabu siang tadi kembali mendatangi Mapolresta Pasuruan, di jalan Gajahmada, kota setempat.

Dalam kedatangannya kali ini, kempat siswi yakni DCF, DK, BG, dan SF tersebut, didampingi dengan orang tua mereka masing-masing, para siswi yang kala tersebut, datang dengan menggunakan baju bebas.

Seperti diberitakan sebelumnya, sembilan siswi sebuah sekolah menengah pertama (SMP) Negeri di Kota Pasuruan diduga menjadi korban pencabulan, yang dilakukan oleh seorang ketua komite di sekolah mereka. (ajo/uje).

Artikel ini telah dibaca 9 kali

Baca Lainnya

Om Banjir Om

9 Maret 2024 - 19:19 WIB

Saling Cokot, Empat Pengedar Sabu Diamankan

19 September 2023 - 13:45 WIB

Keluarga Pasien Meradang, Ada Konser di RSUD Bangil dengan Suara Musik Kencang

2 Agustus 2023 - 21:58 WIB

Laka Beruntun di Jalan Raya Purwodadi, 2 Orang Tewas di Tempat

26 Juli 2023 - 19:16 WIB

Gudang Rongsokan dan Rumah di Pasuruan Ludes Terbakar

21 Juli 2023 - 06:27 WIB

Dua Gudang Mebel di Pasuruan Ludes Terbakar

19 Juli 2023 - 23:20 WIB

Trending di Berita Pasuruan