Pasuran (Kabarpas.com) – Warga Suku Tengger di Gunung Bromo yang bermukim di Brang Kulon (Pasuruan) dan Brang Wetan (Probolinggo), merayakan ritual tradisi Hari Raya Karo. Perayaan Karo ini merupakan tradisi yang diawali dengan ritual Tarian Sodoran, sebagai wujud rasa syukur kepada para leluhur mereka. Selasa, (29/09/2015).
Merdunya suara serompet yang ditiup beberapa orang di sekitar lokasi perayaan Hari Raya Karo ini, seakan mengiringi pekatnya kabut pegunungan. Sementara alunan pujian untuk Sang Pencipta membuat perayaan tahunan itu menjadi bertambah khidmat.
“Perayaan Karo ini merupakan tradisi masyarakat Tengger untuk memuliaakan tradisi leluhur. Tradisi ini juga sebagai wujud syukur terhadap para leluhur masyarakat Tengger. Tradisi ini diawali dengan ritual Tarian Sodoran,” kata Trisno Sudigdo, tokoh masyarakat Suku Tengger kepada Kabarpas.com.
Dijelaskannya, Tarian Sodoran adalah ritual suci yang melambangkan pertemuan antara dua bibit manusia, yaitu laki-laki dan perempuan yang mengawali kehidupan di alam semesta. Pertemuan dua manusia yakni Joko Seger dan Lara Anteng inilah yang dipercaya sebagai cikal bakal tumbuhnya masyarakat Tengger.
“Simbol tarian Sodoran yang hanya dipertunjukkan pada Hari Raya Karo ini ditandai dengan sebuah tongkat bambu berserabut kelapa, yang di dalamnya terdapat biji-bijian palawija. Di kalangan masyarakat suku Tengger, biji-bijian yang dipecahkan dari dalam tongkat ini, dipercaya akan memberikan rejeki keturunan bagi pasangan keluarga yang belum memiliki anak,” ujar pria yang aktif di PC GP Ansor Kabupaten Pasuruan tersebut.
Seusai mengawali perayaan Karo dengan ritual Tarian Sodoran, acara dilanjutkan dengan upacara Santi untuk memuliakan para leluhur.Dan sebagai bentuk kesatuan adat, masyarakat Tengger berkewajiban untuk melakukan unjung-unjung (anjang sana) kepada kerabat dan sanak saudara.
“Selama perayaan Karo, para dukun Suku Tengger akan melayani warganya dari rumah ke rumah. Para dukun adat ini, akan memimpin doa-doa yang dipanjatkan warga Suku Tengger,” pungkas pria yang hobi naik motorcroos tersebut. (abu).