Probolinggo (Kabarpas.com) – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Probolinggo menurunkan status Gunung Bromo dari semula berstatus siaga menjadi waspada. Dengan diturunkannya status tersebut, pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) pun akhirnya membuka kembali kawasan kaldera Bromo yang sejak 3 bulan lalu ditutup total akibat erupsi. Namun, pembukaan wisata kaldera ini masih bersifat terbatas.
Kepala TNBTS Ayu Dewi Utari mengatakan, keputusan pembukaan kawasan kaldera ini ditetapkan setelah pihaknya menggelar rapat koordinasi (rakor) pembukaan kawasan wisata Bromo dengan sejumlah instansi terkait.
“Terhitung sejak hari ini, (Sabtu, 27/02/2016) yaitu pukul 13.00 WIB. Kawasan kaldera Bromo dibuka terbatas sesuai dengan rekomendasi PVMBG dengan penurunan status Gunung Bromo menjadi waspada,” kata Ayu Dewi Utari, Sabtu (27/02/2016).
Menurut wanita yang akrab disapa bunda Ayu ini mengatakan, dengan dibukanya kawasan kaldera Bromo. Maka masyarakat dan wisatawan dapat beraktivitas di kaldera Tengger. Sehingga seluruh jalur menuju kawasan kaldera yang sebelumnya ditutup total tersebut, saat ini dibuka kembali baik dari arah Probolinggo, Malang, Lumajang maupun Pasuruan.
Kendati demikian Ayu menegaskan, dikarenakan sifat pembukaan kaldera Bromo itu terbatas. Sehingga masyarakat maupun wisatawan yang akan melakukan aktivitas di kaldera tengger tersebut, dilarang melakukan aktivitas di kawah Gunung Bromo.
“Pelarangan itu karena kami mengacu pada rekomendasi PVMBG, di mana pembukaan terbatas dengan zona bahaya 1 kilometer dari puncak dari yang sebelumnya 2,5 kilometer dari puncak. Jadi kawasan kawah tetap menjadi area berbahaya bagi masyarakat maupun wisatawan. Mereka hanya diperbolehkan melakukan aktivitas di kaldera Tengger atau lautan pasir saja,” pungkasnya. (ajo/gus).