Menu

Mode Gelap
Wujudkan Mimpi Pebasket Muda Jatim, MPM Honda Jatim Gelar Honda DBL 2023 East Java Series Dukungan Mas Dion Maju Cabup Pasuruan 2024 Kian Masif

Cerpen · 7 Sep 2024

Sorongan


Sorongan Perbesar

Oleh: Haidar Hafeez

 

KABARPAS.COM – AKU berdiri membaca bulughul maron, ayah menyimak dengan seksama soroganku. Jangankan huruf, harakat salah baca di koreksi oleh ayah. Terlebih bacaan vertikal seperti utawi iku opo ing dan harakat yang tercipta dari rofak nasob jer jazem. Mengalir dari sungai v1,v2,v3 dan v4 hingga terbaca jelas harus a harus i harus u tanpa sedikitpun keraguan. Nahwu atau tata bahasa Arab ada sejak setelah Al-Qur’an halal di tulis. Ketika Islam masih menyebar di seputaran zairah Arab. Kekacauan membaca masih sejauh membaca bit tajwid digagaslah cara baca dengan tajwid dengan tanda baca bernama harakat. Semua tanda baca tajwid kongkrit.

Lalu di era kehalifahan Ali bin Abi Thalib membaca Qur’an tak cukup dengan tajwid. Sebab penyebaran Islam semakin sampai ke jazirah jazirah yang jauh yang berbahasa bukan Arab. Kebutuhan memahami arti dan kandungan kitab suci Al-Qur’an menjadi alasan untuk mencipta cara baca dengan sastra. Di gagaslah cara baca dengan sastra dinamai qiroatul Qur’an bin nahwi. Sayidina Ali mengundang penyair penyair kesohor untuk berembuk sastra. Hingga kemudian gagasan Sayidina Ali terwujud menjadi nahwu. Di acara itu Sayidina Ali menyambut penyair dengan kata “alkalamu kuluhu la yahruju an ismin wa fiklin wa harfin ila ahirihi ala hazan nahwi”.

Sejak itu sedikit lega membaca Qur’an dengan iqra bismirabbik. Sebab ada kepastian hukum di dalam menentukan bacaan. Sebabnya lagi hijaiyah dengan bahasa arabnya kepastian hukum bacaan bisa memastikan hukum agama. Hijaiyah tidak sama dengan huruf yang lain di muka bumi. Hijaiyah bila di biarkan maka seluruh huruf hijaiyah adalah konsonan, bila diharakati seluruhnya vokal. Tidak di negeri ini Islam yang terbanyak sedunia ini melahirkan iqra bismirabbik dengan moco Qur’an angen angen sak maknane. Itu di karenakan jauh sebelum Islam masuk menyebar di negeri ini budaya shastri telah kuat menjadi landasan berpikir demi zikir. Di seraplah nahwu digagas oleh kiyai Nawawi Banten menjadi sastra pesantren. Tanda bacanya dengan irob Jawa. Utawi di tulis mim yang adalah bukan mubtada tetapi sabyek saat susunan kata benda. Fak alif membacanya opo, opo bukan fail. Yah opo bukan fail. Adalah sabyek ketika susunan kata kerja dibaca v1 sebab masuk pada bingkai irob v1.

Budaya shastri yang ada jauh sebelum Islam ijo royo royo di negeri ini menjadikan membaca kitab suci adalah segala mengalir menjadi moco Qur’an angen angen sak maknane bukan hanya nyanyian juga bukan sekedar selogan. Tetapi adalah alam nyata pada kehidupan nyata. Indonesia mata hari membelah bumi menjadi katulistiwa adalah bukti Indonesia seperti apa yang di tulis imam Tantowi dalam jawahirut tafsir nya bahwa Indonesia adalah mukjizat dari sebagian besar mukjizat mukjizat. Entahlah apa alasan imam Tantowi menulis kalimat seperti itu. Aku hanya “lain syakrtum la-azidan nakum” saja takut untuk “walaing kafartum inna azabi lasadid”

Sorogan adalah warisan budaya moco Qur’an angen angen sak maknane. Membaca tidak cukup lisan melafazkan teks tetapi juga lisan melafazkan tulisan dengan kontek bacaan kaitannya dengan makna dan struktur kata. Terimakasih Tuhan aku engkau cipta dari darah ajam namun aku menujumu telah di wariskan budaya membacamu. Agar aku pahami kuasamu atasku. Menujumu aku harus berendam dikubangan mufaradat lalu menyelam hingga dasar kata dengan irob jawa. Tuhan engkaulah maha cinta di cinta siapa saja tak perduli seperti aku yang jauh dari kalammu jauh dari rasulmu. Aku yang ajam merengkuhmu dengan irob Jawa aku yang ajam bangga dijumpai rasulmu dalam sastra pesantren. Mondok aku mencebur itu. Pondok kubangan itu. Arrumuz 4224. (***).

Artikel ini telah dibaca 69 kali

Baca Lainnya

Ghyta Eka Puspita Terima Tanda Kehormatan Bunda Perawat dan Bunda Bidan dari PPNI dan IBI Jember

19 April 2025 - 22:14

Pembalap AHRT Gerry Salim Ramaikan HDC Tour di SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen

19 April 2025 - 20:46

Perawat dan Bidan di Jember Nyatakan Dukung Penuh Program Kesehatan Bupati Fawait

19 April 2025 - 20:38

Ditengah Kegelapan, Baret Rescue Berhasil Evakuasi Mobil dari Sungai Sedalam 10 Meter

19 April 2025 - 13:06

Bikin Bangga Kuliah di UIN Bandung! Mahasiswa Teknik Informatika Raih Sertifikasi Profesional Google ACE

19 April 2025 - 09:53

Pemkab Probolinggo Kembali Raih Opini WTP ke-12 Kalinya

19 April 2025 - 09:49

Trending di Kabar Probolinggo