Bangil (Kabarpas.com) – Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan mendesak agar pihak Bulog segera bertindak terkait harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani yang saat ini kian terus menurun.
“Jika pihak Bulog tidak segera bertindak terkait masalah ini, dikhawatirkan para petani tidak mempunyai pilihan lain dan akan segera menjual hasil panen mereka ke para tengkulak yang nantinya akan berimbas pada saat musim panen berakhir, harga beras bisa menjadi tidak stabil dan terus mengalami kenaikan sebagaimana beberapa waktu lalu,” kata Ihwan, Kepala Dinas Pertanian, Kabupaten Pasuruan, Senin, (11/05/2015) pagi.
Dijelaskannya, untuk harga varian jenis IR 64 saat ini harganya terus turun, dengan rata-rata antara Rp 3.400 hingga Rp 3.500 per kilonya. Namun, harga itu masih di bawah patokan yang ditentukan pemerintah untuk dapat diambil oleh Bulog, yakni Rp 3.700 per kilonya. Akan tetapi, hingga saat ini Bulog masih juga belum membelinya.
“Kami berharap pihak Bulog segera turun tangan dengan menyerap gabah hasil panen petani. Sebab petani tidak mungkin terlalu lama menimbun hasil panennya, karena mereka butuh biaya untuk musim tanam berikutnya.,” desak Ihwan.
Sementara itu, dari hasil penelusuran Kabarpas.com di lapangan, harga GKP dari sejumlah lahan yang ada di Kabupaten Pasuruan masih bervariasi. Meski begitu, harga paling tinggi yakni Rp 3.700 setiap kilonya. Dan harga tersebut hanya berlaku di wilayah-wilayah yang sudah tidak diguyur hujan.
“Di daerah yang tidak hujan seperti di sini, harganya memang lumayan, yaitu Rp 3.700. Namun, saya menjualnya ke juragan tengkulak yang membayarnya secara tunai. Mungkin sama tengkulak nanti juga dimasukkan ke Bulog,” kata M Soleh, petani di Desa Kenep, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan.
Untuk sekedar diketahui, bahwa luasan lahan panen padi di Kabupaten Pasuruan pada 2014 lalu mencapai 98.000 hektar dengan produksi total sebesar 675.000 ton. Pada tahun ini, Pemkab Pasuruan menargetkan luasan lahan panen untuk padi meningkat menjadi 101.000 hektar dengan tingkat produktifitas sebesar 6,9 ton/hektar dan total produksi sebanyak 696.900 ton. (har/uje).