Menu

Mode Gelap
Wujudkan Mimpi Pebasket Muda Jatim, MPM Honda Jatim Gelar Honda DBL 2023 East Java Series Dukungan Mas Dion Maju Cabup Pasuruan 2024 Kian Masif

Kabar Terkini ยท 7 Jul 2024

Sentono Gedong


Sentono Gedong Perbesar

Oleh: Haidar Hafeez

 

KABARPAS.COM – ASSALAMU’ALAIKUM Walaikum salam, Goi menjawab ucap salam dari arah pintu samping timur pendopo lawas romo kiyai Romli Njoso. Mari mari masuk. Goi mempersilahkan masuk tamu yang berdiri di depan pintu timur pendopo lawas. Tamu ini agak aneh Goi berkata sendiri dalam hati. Masak mau berkunjung ke romo kiyai Romli bajunya kumal dan seperti banyak bekas tanah kecoklatan nempel sana sini. Sepertinya habis tercebur sungai yang sedang ladu. Lumpur sungai yang coklat pekat mewarnai baju putihnya dan sarung abu abunya serta blangkon hitamnya menjadi senada warna lumpur sungai. Romo kiyai ada? tanya tamu kepada Goi yang bengong berbicara sendiri di dalam hati. Em anu iya Romo yai ada. Jawab Goi gugup. Jangan jangan tamu ini yang di pesan Romo kiyai Romli tentang tamu yang akan datang siang ini. Tapi kok seperti ini penampilannya. Belepotan tanah walau sudah kering.

Hei nak bilang sama romo kiyai Romli ada tamu dari Sentono Gedong. Iya iya. Sebentar Mbah saya matur romo kiyai Romli. Silahkan. Tamu itu mempersilahkan Goi dengan singkat. Goi bergegas menuju ruang tengah yang tersekat ruang kosong untuk kemisan. Orang orang biasa menyebut khususiyatan tarekat qodiriyah wan naqsabandiyah dengan kemisan sebab ada di hari kamis. Di depan kamar romo kiyai Romli Goi mengucap salam. Assalamu’alaikum. Walaikum kiyai Romli menjawab dari dalam kamar yang masih tertutup. Ada apa Goi. Ada tamu. Dari mana dari Sentono Gedong. Siapa namanya. Kurang tahu romo kiyai. Coba tanyakan apa namanya Wasil. Goi berbalik arah menuju tamu yang masih berdiri di pendopo lawas dekat tiang pipa besi warna maron yang di situ romo kiyai Romli biasa bersila mbalanngaji jalalen. Mohon maaf namanya siapa? Tanya Goi pada tamu itu. Wasil. Sepontan Goi meraba raba. Jangan jangan ini yang di maksud romo yai suruh nunggu tamu. Mbah Wasil mari masuk. Goi yang berjalan bersebelahan dengan mbah Wasil keheranan kenapa terompah yang sudah tipis dan kusam turut serta di bawa masuk.

Namun demikian Goi tak berani untuk menegur membawakannya untuk di taruh di tempat sandal sepatu. Membiarkan Mbah Wasil membawa serta masuk kamar romo kiyai Romli. Dan benar romo kiyai Romli membuka pintu kamar dan menyambut tamu itu dengan pelukan rindu tiada tara. Lalu mempersilahkan masuk dan lalu pintu kamar pintu kupu kupu tarung di tutup. Goi keheranan kok tumben ada tamu ditemui di kamar. Dan Goi menyelesaikan nyapu pendopo lawas. Setelah itu nyapu ruang tamu sambil berharap harap cemas takut tidak mendengar panggilan romo kiyai Romli dari dalam kamar. Goi yang sebenarnya masih adik kandung dari mbah ibu Hadijah istri romo kiyai Romli. Begitu tawaduknya kepada kakak iparnya yang tiada lain adalah gurunya Goi. Di tunggu hingga sore tidak jua ada tanda tanda keluar dari kamar. Keesokan harinya Goi di ajak romo kiyai Romli untuk mengunjungi Mbah Wasil. Goi bahagia alang kepalang. Di kendaraan hanya bertiga dengan supir. Romo kiyai Romli selama perjalanan hanya diam dan Goi juga diam tidak berucap. Rupanya supir sudah tahu arah tujuan bepergian pagi ini.

Hingga di depan pintu masuk makam Dirin sang supir hanya mengatakan pada romo kiyai Romli. Sudah sampai di depan pintu makam Sentono Gedong. Lalu romo kiyai Romli mengajak Goi masuk makam. Sesampai di tengah pakaman umum tepatnya di makam bermahkotakan batu batu kali. Makam kuno yang entah kapan tanggal dan hari pastinya jasad terpendam itu di makamkan. Makam aneh yang ada di pemakaman umum Sentono Gedong. Tak jauh dari Lirboyo dan juga tak jauh dari alun alun. Makam kuno yang celah batu kali di susun rapi menjadi bentuk empat segi panjang di tumbuhi rumput liar. Menjadikan makam satu ini nampak asri walau sana sini sudut areal pemakaman tak terawat. Maklum makam umum. Di mana mana tempat makam umum seakan tak bertuan. Entah makam Islam atau makam kristen atau makam Cina semuanya hampir tak terawat. Mulai dari rumput yang tumbuh tak beraturan semak semak tumbuh subur hingga menutupi makam. Dan tak jarang makam umum tergerus pemukiman di karenakan sudah tak terurus. Goi dalam hati bertanya ini makam siapa dan kenapa harus ke sini. Katanya mau ke rumah mbah Wasil.

Setelah selesai membaca Yasin dan tahlil di makam itu. Romo kiyai Romli menyuruh Goi untuk memberi tahu Dirin. Supir yang mengantar perjalanan kali ini. Setelah menaiki kendaraan romo kiyai Romli mengatakan pada Dirin. Pulang! Iya romo kiyai Romli. Di tengah perjalan menuju Njoso romo kiyai Romli mengatakan pada Goi. Nah itu kediaman Mbah Wasil yang kemarin datang mengunjungiku. Makanya aku temui di tempat husus kamar tempatku uzalah. Sebab dia sorenya langsung pulang lewat jendela kamarku.

Arrumuz 4224. (***).

Artikel ini telah dibaca 100 kali

Baca Lainnya

Indonesia Siap Bangkit Hadapi Thailand di Laga Kedua AFC Women’s Futsal Championship 2025

9 Mei 2025 - 15:34

Pasukan TMMD Kodim 0824/Jember Bersama PLN Pasang Lampu PJU di Desa Plalangan

9 Mei 2025 - 14:47

Dapat Dana Rp 2,5 Triliun dari Bill Gates, Indonesia Gunakan untuk Apa Saja?

9 Mei 2025 - 13:25

PATAJI Rengganis Ramaikan Pameran dan Bursa Pusaka 2025

9 Mei 2025 - 13:20

Dinas Pendidikan Kota Madiun Gelar Sosialisasi SPMB

9 Mei 2025 - 13:16

Ritual Pernikahan Tebu Menandai Dimulainya Musim Giling Tebu PG Semboro Jember

9 Mei 2025 - 13:02

Trending di KABAR NUSANTARA