Probolinggo (Kabarpas.com) – Beberapa hari sebelum rumahnya dibondet oleh para pelaku. Korban mengaku sempat mendapat teror melalui telpon dari orang yang tak dikenal. Dalam komunikasi via seluler itu, si penelpon bertanya kepada korban tentang sengketa tanah warisan, yang sempat ditangani korban, saat ia masih menjabat sebagai kades sekitar 6 tahun yang lalu.
“Empat hari yang lalu saya mendapat teror melalui telepon. Dia tanya masalah tanah sengketa itu, tapi saya santai saja tidak terlalu dipikirkan,” kata Fathurahman kepada Kabarpas.com. Minggu. (11/10/2015).
Dijelaskan, sejak dirinya masih aktif menjadi Kades dalam dua periode, dan masa jabatannya berakhir pada 2009 lalu, banyak warga yang meminta tolong kepada dirinya mengenai masalah hukum perdata tentang sengketa tanah.
“Bisa jadi ini masih ada kaitannya dengan masalah sengketa tanah. Sebab selama sebulan ini, sudah terjadi dua kali ledakan bondet dengan kasus yang sama, yaitu masalah sengketa tanah,” terangnya kepada Kabarpas.com.
Seperti dikabarkan sebelumnya, teror bondet atau bom ikan kembali terjadi di wilayah Kabupaten Probolinggo. Kali ini rumah milik mantan Kepala Desa (Kades), yang dibondet oleh dua orang tak dikenal. Meski begitu tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Namun, kondisi rumah yang dibondet tersebut mengalami rusak parah.
Pantauan Kabarpas.com di lokasi, kondisi rumah bagian depan milik Fathurrahman alias Sahur, warga Dusun Wonosari, Desa Nogosaren, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo ini mengalami kerusakan, diantaranya yaitu di bagian kaca jendela, pintu dan platfon. Serta di bagian dalam dan dinding rumah tersebut. (har/sym).