Oleh: Makhfud Syawaludin
Sebelumnya aku tak mengenalmu
hingga kedewasaanku mendengarmu
Wadah itulah yang menerimaku
Dialah NU
Perjuanganmu melintasi dimensi waktu
Tanpa aku bertemu para “Sang Kiai”
Ajaran dan gagasannya menginspirasiku
Merekalah Kiai NU
Di saat para kiai bingung
Kiai NU mampu membendung
Saat para umat saling memukul
Kiai NU terus merangkul
Semanjak aku mendengar NU
Semakin kuat Ide keislaman dan keindonesiaan dalam diriku
Akrab dengan Gus Dur dalam gagasannya
Setidaknya aku berani mengatakan “gitu saja kok repot”
Seandainya aku di tanya Kyai Hasyim dalam mimpi
“Apa kau cinta Indonesia?”
Tentu Kiai
“Apakah kau cinta sesama manusia?”
Aku pun menjawab iya
“Dari mana kau belajar mencintai indonesia dan sesama manusia?”
Belajar dari NU Kiai
Kiai Hasyim pun tersenyum padaku
“Siapa yang mau mengurusi NU, saya anggap ia santriku.
Siapa yang jadi santriku, saya doakan husnul khatimah beserta anak-cucunya”