Menu

Mode Gelap
Wujudkan Mimpi Pebasket Muda Jatim, MPM Honda Jatim Gelar Honda DBL 2023 East Java Series Dukungan Mas Dion Maju Cabup Pasuruan 2024 Kian Masif

Teras · 8 Des 2017 23:30 WIB ·

Sangat Menjanjikan, Segera Kembangkan Tanaman Tebu


Sangat Menjanjikan, Segera Kembangkan Tanaman Tebu Perbesar

Reporter : Mahfudz
Editor : Anis Natasya

Probolinggo, Kabarpas.com – Luas areal exsisting areal tebu di Kabupaten Probolinggo mencapai 2.663,778 hektar dan potensi lahan tebu mencapai 9.802,528 hektar. Sementara pengembangan mencapai 7.305,105 hektar. Potensi ini terdapat di 21 kecamatan di Kabupaten Probolinggo. Hanya Kecamatan Sukapura, Sumber dan Krucil yang tidak dapat ditanami tebu karena kondisi cuaca yang kurang mendukung.

“Animo petani masih tinggi untuk menanam tebu, tetapi mereka masih ragu-ragu karena ketidakjelasan prospek ke depan,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo Ahmad Hasyim Ashari melalui Kasi Tanaman Perkebunan Semusim Evi Rosellawati, Jum’at (8/12/2017).

Menurut Evi, keberadaan 3 (tiga) Pabrik Gula (PG) di Kabupaten Probolinggo (PG Padjarakan, PG Wonolangan dan PG Gending) membutuhkan bahan baku yang sangat banyak. Tetapi karena produksi lokal sedikit, maka 3 (tiga) PG di Kabupaten Probolinggo juga mengambil bahan baku dari luar.

“Data luas dan produksi tebu giling tahun 2017 dari 3 PG, luas tertebang lokal 3.321,536 hektar dengan produksi 238.413,29 ton dan luas tertebang luar 1.666,453 hektar dengan produksi 255.490,46 ton. Rendemen rata-rata mencapai 7,05. Sehingga totalnya mencapai luas tertebang 4.987,989 hektar dengan produksi tebu 493.903,75 ton,” tegasnya.

Untuk memasok bahan baku tebu, pabrik gula di wilayah Kabupaten Probolinggo sangat kesulitan mencari luas areal. Sehingga masih tergantung pasokan tebu dari luar daerah seperti Lumajang, Pasuruan, Kota Probolinggo dan lain sebagainya.

“Pihak pabrik gula sangat membutuhkan dukungan dari pemerintah. Mungkin berupa Perda Pembatasan Tebu dalam wilayah Kabupaten Probolinggo yang digiling ke luar daerah. Sebagai upaya program kegiatan pengembangan areal tebu. Disamping program subsidi bibit untuk mengganti bibit yang sudah harus dibongkar (produktivitasnya sudah menurun),” terangnya.

Meskipun demikian terang Evi, terdapat permasalahan dalam budidaya tebu yang sangat kompleks. Seperti ketidakpahaman para petani dalam melakukan sistem budidaya.

“Salah satunya mengakibatkan turunnya rendemen karena tebu yang seharusnya dipanen maksimal 3-4 kali oleh petani dijadikan 8 kali. Ketersediaan bibit yang bermutu dan berkualitas sangat kurang. Disamping juga sarana produksi sering terlambat,” ujarnya.

Evi menerangkan syarat tumbuhnya standart dari tanaman tebu adalah iklim cenderung panas dengan suhu 25-28 derajat celcius, curah hujan 100 mm per tahun serta kondisi tanah aluvial, regosol, podsolik atau mediteran.

“PH tanah 6,4-7,7 dan tanah yang akan ditanam tebu dipersiapkan dengan 2 (dua) cara dibajak dan reynoso kedalaman 40 cm. Varietas tebu tergantung dari kemasakan dan biasanya diperbarui terus agar kualitasnya tidak turun,” pungkasnya. (pu2t/nis)

Artikel ini telah dibaca 62 kali

Baca Lainnya

Cerdas Berdemo, Mahasiswa Harus Tingkatkan Reponsif Membaca dan Diskusi

27 September 2019 - 09:42 WIB

Tips Menambah Daya Ingat

19 Desember 2018 - 12:55 WIB

Inilah 5 Tips Aman Pencopet Saat Libur Lebaran

18 Juni 2018 - 16:15 WIB

Sungai Dayang, Potensi Wisata Kabupaten Pasuruan yang Belum Dilirik

1 April 2018 - 17:42 WIB

Liga Champions 2018 Babak 16 Besar Akan Dimulai Dini Hari Nanti

6 Maret 2018 - 19:43 WIB

Denting Waktu

7 Januari 2018 - 19:07 WIB

Trending di Teras