Oleh : Fittriyah
Saya lihat sebagian orang bernyali membawa peran.
Bersikap berebut kekekuasaan.
Sebagian lagi bimbang disudut jauh mereka mengenang.
Membawa tombak, siap untuk berperang.
Bukan kami yang mengundang Tuhan.
Untuk berada di barisan paling depan?
Ini hanya soal takdir yang sudah ada di garis tangan.
Begitu kata partisipan.
Hidup, hanya soal pembuktian nasib.
Maka, jangan pertanyakan ketidakadilan yang tak mampu kita menangkan.
Bukankah kita hanya berjudi untuk membuktikan angka besar atau kecil?
Lalu berbondong-bondong mengucapkan kata selamat kepada pemenang.
Bagi Kota, awan tidak patut menuntut hujan menyanggupi janjinya (Kata Sapardi).
Dan kita juga tidak layak mengajari Tuhan untuk menulis cerita kisah kita.
Kita hanya pemeran dalam hidup kita.
Bagaimana jika tidak ada surga diatas sana?Maka, terima saja.
Lalu? Minta apa saja yang kita pikirkan.
Kemudian kita kenang. Begitulah cara hidup menjadi pemenang.
Pasuruan, 08 Desember 2024